Ambon, TM. – Stewar Leleury (23) dan Yames Lekalait, dua Warga asal Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), Maluku ini tewas bersimpah darah, akibat saling serang menggunakan parang. Insiden ini terjadi pada Senin 12 Oktober 2020, sekitar pukul 22.30 wit (malam).
Aksi premanisme ini terjadi di Dusun Translok, Desa Eti tepatnya di perempatan jalan SD Inpres, Mata Empat, Kecamatan Seram Barat, Kabupaten SBB. Penikaman terhadap Stewar Leleury masih dilidik aparat Kepolisian setempat.
Informasi yang diterima media ini, awal kejadiaan tersebut terjadi, sekitar pukul 21.25 wit. Pelaku yang belum diketahui identitasnya dengan menggunakan kendaraan rodah dua merk Honda Jenis SUPRA GTR No Pol DE 3484 NN melintas dari arah Desa Piru.
Tiba di TKP (depan SD Inpres Mata Empat) pelaku memainkan gas motor, sehingga mengeluarkan suara yang cukup keras (bleyer) . Dia ditegur oleh korban Stewar. Pelaku tetap melaju.
Korban berpikir telah selesai. Ternyata, pelaku kembali menuju ke Dusun Translok sekitar 22.30 wit tepatnya di perempatan jalan SD Inpres Mata Empat. Sesampainya disana, pelaku langsung menghentikan kendaraan dan menuju ke korban yang sementara duduk di dekat perempatan jalan. Pelaku langsung melakukan penikaman terhadap korban.
Setelah melakukan penikaman terhadap korban, pelaku langsung melarikan diri dan meninggalkan kendaraan miliknya. Mendengar adanya keributan. Massa dari Dusun translok keluar rumah. Dan melihat korban dalam keadaan bersimpah darah. Warga melarikan korban menuju RSUD Piru.
Beberapa warga Dusun Translok melakukan pembakaran kendaraan milik pelaku. Nyawa korban tak tertolong. Stewar kemudian menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit sekitar pukul 22.45 wit.
Korban mengalami luka Tikam di bagian Dada sebelah kiri. Tepat mengenai jantung dengan panjang 7cm dan lebar 3 cm. Panjang jaitan bagian luar 9 jaitan dan bagian dalam 5 jaitan.
Sekitar pukul 23.15 wit, dari arah Desa Lumoli datang lagi empat orang dengan menggunakan alat tajam (parang dan tombak). Mereka mengeluarkan kata makian tepat di depan rumah, Frets Litai. Frets menegur mereka. Meminta mereka balik ke rumah. Namun diabaikan.
Keempat warga Lumoli itu terus menuju ke Dusun Translok, tepatnya di depan rumah Julius Jacob. Disana terjadi perkelahian antara ke empat masyarakat Desa Lumoli tersebut dengan sejumlah warga masyarakat Dusun Translok. Akibatnya dua warga Desa Lumoli, Joner Laturake mengalami luka bacok pada bahu sebelah kiri. Satu warga meninggal dunia dengan identitas korban Yames Lekalait (49).
Yames mengalami luka potong bagian kiri, Panjang 22 cm, lebar 2,5 cm dan dalam 1,7 cm. Luka robek pada pelipis kanan panjang 4 cm, lebar 0,4 cm, luka robek pada bibir atas panjang 0,5 cm, dan lebar 0,1 cm langsung tewas ditempat.
Kapolres SBB, AKBP Butar Butar dalam siaran persnya yang diterima media ini membenarkan kejadian tersebut. Menurut dia, saat turun ke TKP Personil langsung melakukan olah TKP terhadap korban, Yames Lekalait dan Kendaraan Rodah dua yang dibakar hangus oleh masa do dusun translok. Sementara jenazah almarhum Stewar Lelury tiba di rumah duka di Dusun Translok Desa Eti.
“Pasca kasus penikaman dan pembacokan yang terjadi di Dusun Translok Desa Eti terpantau aman kondusif dan mendapat pengamanan dari personil Polsek dan Polres SBB dipimpin oleh Kabag Ops Polres SBB,” sebut Kapolres. ()
Discussion about this post