Ambon, TM.- Kursi Walikota Ambon, selalu jadi arena pertarungan syahwat politik dua partai besar, PDIP dan Golkar. Selama 20 tahun terakhir, jabatan ini berganti dari PDIP ke Golkar.
Mulai dari Jopi Papilaja utusan PDIP yang terpilih sejak tahun 2001-2006. Dan melalui pemilihan langsung Papilaja kembali terpilih untuk masa kerja 2006-2011. Dalam Pilwakot Ambon langsung, Jopi kalahkan rival terdekatnya Richard Louhenapessy dari Partai Golkar.
Richard baru terpilih, pada periode 2011-2016. Dan kemudian dilanjutkan pada periode 2016 hingga akan turun takhta pada 22 Mei 2022 mendatang.
Setelah turunnya Richard Louhenapessy dari kursi Walikota Ambon nanti, Golkar mulai mencari penggantinya untuk bertarung di 2024. Nama paling anyer, Richard Rahakbauw. Dari hasil Pemilu 2019 lalu, RR peraih suara terbanyak untuk kursi DPRD Maluku daerah pemilihan Kota Ambon.
Baca Juga:
Peneliti senior di Lembaga survei Index, Nendy Kurniawan Asyari, menilai Selain RR, Golkar kesulitan mencari kader yang punya kemampuan untuk bisa bertarung dalam bursa Pilwakot Ambon.
Menurut dia, RR itu kuat di akar rumput, baik di pemilih Kristen maupun Muslim, jika kita menggunakan indikator Pemilu 2019. Meski selalu bikin kontroversi dalam lakunya, RR masih punya kemampuan electoral yang baik.
Berbeda dengan PDIP, lanjut Nendy, yang punya sejumlah kader terbaik. Dia menyebut, Edwin Huwae, Lucky Wattimury, Jaffry Taihuttu, dan Gerald Mailoa, yang punya basis besar di Kota Ambon.
“Kalau PDIP relatif banyak kadernya. Berbeda dengan Golkar yang minim kader untuk dicalonkan sebagai Walikota Ambon. Tidak menutup kemungkinan Golkar juga terbuka untuk non kader, bila dilihat dari sejumlah indikator politik,” kata Nendy.
Menurut dia, pertarungan di Pilwakot Ambon akan relatif kompetitif jika dibanding dengan periode sebelumnya, karena beredar nama Michael Wattimena dari Demokrat, Victor Loupatty dari NasDem, dan Agus Ririmasse non partai.
“Saya kira, pertarungan ini akan lebih ramai. Tidak mungkin ada figur PDIP dan Golkar saja, kalau Demokrat dorong Michael, dan Agus Ririmasse ikut diusung partai politik, akan makin seksi pertarungan ini,” ungkap Nendy.
Dia memperkirakan tiga sampai empat kandidat akan bertarung dalam Pilwakot 2024 mendatang ini. Basis partai politik, kata Nendy, belum tentu menjadi indikator kemenangan seorang kandidat yang diusung.
Baca Juga:
“Bisa saja kandidat yang diusung Golkar justru punya basis di PDIP atau parpol lain. Demikian juga PDIP, dan Demokrat bisa punya basis di Golkar. Atau parpol lainnya. Kalau tak mau kecolongan, mesin partai dioptimalkan agar basis partai politik tidak berpindah,” ungkap Nendy.
Soal Pilwakot Ambon sering diidentikan dengan pertarungan PDIP dan Golkar, Nendy menampik hal itu. Kata dia, munculnya nama Michael Wattimena dan Agus Ririmasse, justru bisa mengubah preferensi pilihan pemilih.
“Memang Golkar dan PDIP punya basis besar di Kota Ambon. Tapi ingat, figur kandidat Walikota Ambon juga sangat menentukan migrasi tidaknya basis parpol. Makanya saya bilang, bergantung mesin partai politik bekerja,” pungkas dia.(TM-02)
Discussion about this post