Ambon, TM. – Gubernur Maluku, Murad Ismail, ikuti langsung arahan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo. Bersama Gubernur, ikut juga 11 kepala daerah dari Maluku.
Diketahui, Presiden memberikan pengarahan langsung terhadap seluruh Menteri/Kepala Lembaga, Kepala Daerah, Pimpinan BUMN, Pangdam, Kapolda dan Kajati, di ruang Cendrawasih Jakarta Convention Center, Kamis (29/9/2022).
Dalam arahannya, Presiden menyampaikan tiga poin penting, yakni terkait pengendalian inflasi di daerah, tindak lanjut aksi afirmasi bangga buatan Indonesia dan pembahasan mengenai pensasaran percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem.
Saat ini, lanjut Presiden, kondisi ekonomi dunia mengalami banyak ancaman akibat pandemi covid-19, hingga perang Rusia-Ukraina, membuat banyak gejolak yang berdampak pada krisis energi dan krisis pangan.
“Yang pertama ingin saya sampaikan, momok yang menakutkan semua negara saat ini adalah inflasi kenaikan barang dan jasa, inflasi di semua negara yang biasanya satu persen sekarang sudah delapan, sudah sepuluh persen. Ada lima negara yang sudah di atas 80 persen,”katanya.
Oleh karena itu, semua pihak harus kompak mulai dari pemerintah pusat, provinsi, kabupaten, sampai ke bawah pemerintahan tingkat desa, seperti halnya kekompakan saat menangani pandemi covid-19.
“Kalau covid-19 kita bisa bersama-sama, urusan inflasi ini kita juga harus bersama-sama,” tegas Presiden.
Presiden juga meminta, para Kepala Daerah harus masif memantau dan mengendalikan inflasi dengan memantau secara harian fluktuasi harga pangan di daerah masing-masing. Termasuk pemantauan terhadap pasokan dan kebutuhan beberapa bahan pangan yang paling signifikan berpengaruh terhadap inflasi.
“Yang kita takuti sekarang ini adalah inflasi dari pangan, bahan makanan, ini juga menjadi kontributor terbesar inflasi hingga Agustus ini. Urusan cabai merah, bawang merah, telur ayam, hati-hati. Dan barang-barang lainnya, barang-barang ini tolong dilihat betul. Cek harian, karena saya setiap hari itu dapatnya angka-angka seperti ini. Setiap pagi, enggak pernah makan pagi, tapi diberi sarapannya angka-angka,”cetus Presiden.
Dengan itu, tugas Kepala Daerah, bagaimana mengajak Petani untuk menanam ini.
“Kalau di daerah Bapak-Ibu dan Saudara-saudara sekalian harganya tinggi. Pasokan cabai kan memang beda-beda. Saya baru dua hari yang lalu datang di sebuah provinsi harga cabai merahnya Rp45 ribu. Saya pindah ke provinsi lain Rp85-90 ribu, coba dua kali lipat. Sepele, hati-hati karena produksinya kurang, karena suplainya berkurang,”tukasnya.
Yang berikut, Kepala Daerah juga diminta memantau dan menstabilkan biaya transportasi dari produksi ke pasarnya.
Pada kesempatan itu, Presiden juga mengingatkan tentang penggunaan produk buatan Indonesia.
” Tadi sudah disampaikan oleh Pak Menko Marinves bahwa dari komitmen, realisasinya sudah 49 persen. Jangan sampai, sekali lagi, dalam posisi ekonomi yang tidak mudah ini, APBN, APBD yang uangnya dikumpulkan dari pajak, dari bea cukai, dari penerimaan negara bukan pajak (PNBP), dari dividen BUMN, kumpul kemudian ditransfer ke daerah tapi belinya barang-barang impor. Ada produk UMKM, ada produk koperasi, kenapa tidak ke sana,”ujarnya.
Dari target satu juta untuk akhir tahun, produk-produk UMKM dan koperasi yang telah masuk ke E-Katalog, saat ini sudah mencapai diatas satu juta, yang sebelumnya baru 50 ribu. Melompat cepat sekali.
“Saya minta kepada seluruh Kepala Daerah agar terus membina UMKM, koperasi yang ada di daerah masing-masing, agar berbondong-bondong masuk ke E Katalog. Dan juga
soal defisit wisata. Masyarakat diajak untuk berwisata di dalam Negeri saja. Kita punya daerah-daerah wisata yang baik, seperti Bali, Labuan Bajo, Wakatobi, dan lainnya,”ujarnya.
Selain itu, tambahnya, terkait kemiskinan ekstrem, semua data jelas. Untuk itu, lakukan tepat sasaran. (TM-01)
Discussion about this post