Ambon, TM.- Negeri Hulaliu, Kecamatan Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah, resmi memiliki raja, setelah dikukuhkan Abraham Tuanakotta secara adat. Prosesi adat dilakukan di Baileo Asari Lounussa, Kamis (23/11/2023).
Hadir Penjabat Bupati Maluku Tengah, Rakib Sahubawa. Tuanakotta dikukuhkan oleh Ketua Saniri Negeri, Negeri Hulaliu, Yakobis Noya, di Baileo Asari Lounussa, Negeri Hulaliu, Kecamatan Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah.
Selain pengukuhan, Raja juga diberi atribut adat, seperti topi yang disematkan oleh Upu Lessy, Kres Noya. Sementara ikat pinggang yang disematkan oleh Upu Sourissa, Yakob Sihaya dan penyerahan tongkat oleh Upu Pokauru, Yohanis Taihuttu.
Acara yang berlangsung sakral dan kental dengan adat istiadat itu, juga dihadiri Raja-Raja Silatupati dan Raja-Raja se-Pulau Haruku yang merupakan pela dan gandong dari Negeri Hulaliu.
Raja dari Hatuhaha ada Raja Negeri Kailolo, Pelauw, Rohomoni dan Kabauw.
Sementara dari Gandong 7 Negeri dengan sebutan Silatupati, yakni Negeri Sila, Negeri Laimu, Tulehu, Paperu, Tial, Hulaliu, Asilulu, Mahu dan Waipirit.
Raja 7 negeri atau Silatupati, berada di Hulaliu satu hari sebelum puncak acara. Rombongan disambut dengan prosesi adat kain gandong yang bermakna untuk mengizinkan para Gandong masuk ke Hulaliu. Sementara Raja-raja dari Hatuhaha, diketahui baru tiba hari ini sekitar pukul 09.00 WIT.
Penjabat Bupati Maluku Tengah, Rakib Sahubawa dalam sambutannya yang dibacakan oleh Kepala Dinas Tenaga Kerja Maluku Tengah, Mezak Soakakone mengapresiasi dan menyambut baik terlaksananya acara adat tersebut.
Menurutnya, ini sebagai wujud nyata pelestarian tatanan adat dalam menghadirkan figur seorang pemimpin di Negeri Hulaliu, sekaligus mendudukan eksistensi Negeri Hulaliu sebagai salah satu Negeri Adat di Kabupaten Maluku Tengah.
Sementara itu, Raja Negeri Hulaliu Abraham Tuanakotta berkomitmen menjadikan negerinya yang sehat, bersih dan aman yqng akan diimplementasikan dalam bentuk program-program Pemerintah Negeri.
“Bicara soal aman, diketahui konflik sosial yang masih menghantui di Negeri ini, dan sudah hampir memasuki tahun ke 2 ini, kami akan terus berkoordinasi dengan aparat keamanan di negeri dan Kecamatan ini. Kami berharap ini segera berakhir. Para petinggi diminta melihat ini agar kami semua bisa hidup saling berdampingan,” kata Tuanakotta.(TM-01)
Discussion about this post