Bula, TM. – Dinas Kesehatan (Dinkes) kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) menggalakkan program pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dalam rangka pencegahan kasus demam berdarah dengue (DBD).
Hal ini dilakukan melalui pembagian bubuk Abate dan mosnon TB atau alat untuk membunuh jentik-jentik nyamuk pada genangan-genangan air yang menjadi sarang atau tempat perkembangbiakan.
“Kami juga melakukan fogging atau pengasapan di beberapa titik yang memang terjadi peningkatan kasus,” kata Kepala Sub Koordinator P2M Dinkes SBT La Ludin di Bula, Jum’at (22/3/2024).
Ia mengatakan, masyarakat juga terus diimbau untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan dan bekerjasama dalam upaya pencegahan penularan kasus DBD di daerah tersebut. Terutama penularan oleh orang-orang yang datang dari daerah-daerah yang sedang terjadi peningkatan kasus DBD seperti pulau Jawa dan Jakarta.
“Kami mendapat surat dari Kementerian Kesehatan saat ini memang telah terjadi peningkatan kasus di seluruh wilayah di Indonesia terutama di wilayah Jawa dan Jakarta sehingga memang kami mengharapkan kerjasamanya semua masyarakat ketika ada pendatang baru terutama dari luar seperti Jawa yang memang terindikasi gelaja demam berdarah segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan sehingga dia tidak menjadi penularan di wilayah ini,” pungkasnya.
Sejauh ini lanjutnya, pihaknya belum menerima laporan kasus DBD yang diakibatkan oleh penularan dari luar wilayah, namun masyarakat harus tetap waspada terhadap orang-orang dengan gejala DBD terutama orang baru yang ada di sekitar tempat tinggal demi mencegah penularan kasus tersebut.
“Untuk kasus penularan dari luar itu memang belum ada, semuanya itu kasus lokal,” ungkapnya.
La Ludin juga mengungkapkan kasus demam berdarah dengue yang sudah berhasil ditangani di daerah tersebut yakni sebanyak 48 kasus.
Kasus-kasus ini ditemukan sepanjang Januari, February hingga awal Maret 2024 yang tersebar di dua kecamatan yaitu kecamatan Bula dan Bula Barat.
“Alhamdulillah untuk 48 kasus itu ditangani dan sembuh, tidak ada yang meninggal,” ungkapnya.
Sementara itu, untuk kasus terbaru, La Ludin belum bisa mengungkapkan karena datanya untuk semua wilayah di daerah tersebut masih diolah. (TM-03)
Discussion about this post