Piru, TM.— Masyarakat Huku Kecil, Kecamatan Elpaputih Pegunungan, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) terpaksa berjalan kali sejauh 31 kilometer (KM) atau lima jam sambil memikul warga yang sakit.
Kondisi ini tidak akan terjadi, bila proyek Hotmix dan Jembatan Nui yang dibangun Pemerintah SBB tahun 2023 selesai dikerjakan. Warga mengaku, kecewa dengan Dinas PUPR SBB, yang membiarkan proyek tersebut terbengkalai.
Pemerintah SBB di tahun 2023 melaksanakan Peningkatan Kapasitas Struktur Jalan ke Hotmix dari Desa Tala ke Desa Sumieth Pasinaro, dengan biaya sebesar Rp8,993, 592,000, dikerjakan CV Leaci.
Dan ruas kedua dari Desa Sumieth ke Desa Watui Kecamatan Elpaputih Pegunungan yang juga dibiayai dengan DAK sebesar Rp8,572,642,000, dikerjakan oleh dikerjakan CV Balung Perma.
Sayang pembangunan jalan ini amburadul. Sudah rusak, apalagi datangnya hujan lebat membuat jalan tersebut kian rusak. Longsor membuat ruas jalan tersebut makin rusak.
Selain proyek jalan, masyarakat juga terpaksa memupus harapannya untuk bisa melewati jembatan tanpa harus berenang menyeberangi Sungai Nui, dengan bertaruh nyawa.
Proyek jembatan yang dibangun tahun 2023 dengan nilai Rp12 miliar, tak kunjung selesai. Tak ada rangka jembatan sama sekali. Kontraktor hanya membangun Abudment pada dua sisi sungai tersebut.
Akibatnya, seorang warga Huku Kecil Imanuel Bitalesy berusia 62 tahun yang sakit, di pikul gunakan bambu dan di tutupi terpal. Akses jalan belum ada, warga bergotong dengan cara estafet pikul bergantian berjalan kaki sepanjang 31 KM dengan menempuh waktu 5 jam perjalanan.
Kondisi ini sudah terjadi sejak lama. Setiap kali ada warga yang sakit di desa Huku Kecil, warga terpaksa berjalan kaki puluhan kilo meter sambil memikul mereka yang sakit menuju puskesmas terdekat.
Aci Bitalesy, anak perempuan yang ikut mengantar ayahnya ke puskesmas Elpaputih Rabu (17/07/2027), mengatakan untuk mengevakuasi ayahnya yang sedang sakit sangat sulit, sebab harus menempuh jarak puluhan kilo meter, belum lagi harus sebrangi sungai dengan menggunakan Rakit untuk sampai ke pusat jalan utama.
Aci mengaku, keluar dari rumah tepat pukul 6:30 pagi, Sampai di jalan utama yang saat ini terputus pukul 12:30.
Sementara Mesak Kapitang warga yang ikut memikul menjelaskan, warga sangat kecewa lantaran akses jalan, selama Indonesia merdeka belum tersentuh oleh pemerintah.
Mesak menyebutkan, saat mengevakuasi warga yang sakit kondisi cuaca sangat tidak memungkinkan hujan / namun apa mau di kata mereka sangat butuh pertolongan medis.
Mesak menyebut, ada sekitar 50 warga Hukul Kecil yang secara estafet memikul Imanuel Bitalesy, lantaran sakit di bagian paha cukup parah. Sudah 1 bulan warga Huku Kecil ini butuh perawatan medis.
“Mereka berharap ada perhatian pemerintah, untuk membangun akses jalan hingga sampai ke desa mereka. Sebab warga desa Huku Kecil, Abio, Ahiolo, dan Watui sama sekali belum tersentuh akses jalan semenjak Indonesia merdeka,” kata Mesak.(TM-02)
Discussion about this post