Ambon, TM.– Di masa pemerintahan Murad Ismail sebagai Gubernur Maluku, Pemerintah Provinsi berutang ke PT SMI sebesar Rp700 miliar. Bagi mantan Gubernur Maluku Said Assagaff, pemanfaatannya amburadul.
“Masa uang sebanyak itu dipakai untuk membangun trotoar di Kota Ambon. Hei, Trotoar itu tanggungjawab Pemerintah Kota Ambon, bukan Pemerintah Provinsi Maluku,” ungkap Assagaff dihadapan ribuan massa yang hadir dalam kampanye akbar pasangan Calon Gubernur Hendrik Lewerissa dan wakilnya Abdullah Vanath, Rabu (13/11/2024) di Lapangan Merdeka, Ambon.
Sesuai proposal peruntukannya, dana pinjaman PT SMI ini, untuk pembangunan infrastruktur, dan juga pemulihan ekonomi pasca Covid-19. Hanya, saja pemanfaatannya bermasalah.
Buktinya, dua proyek yang dibiayai dengan dana SMI kini ditangani oleh Kejaksaan Tinggi Maluku karen bermasalah. Kasus pembangunan Talud di Pulau Buru, sudah penetapan dua tersangka.
Dan satunya lagi pembangunan proyek air bersih di dua desa di Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah. Proyek ini tak tuntas dikerjakan, padahal anggaran sudah cair 100 persen.
Sementara pembangunan trotoar, dinilai tak sesuai besaran alokasi anggaran. Selain itu dianggap publik, membahayakan warga yang melintasi trotoar, karena licin disaat musim hujan.
Assagaff juga menyindir proyek Pavin block di Lapangan Merdeka yang diduga menjadi salah satu penyebab banjir di jalur utama Kota Ambon, Jalan AY Patty.
Selain itu, Assagaff juga mempertanyakan, alokasi dana untuk membayar kembali utang ke PT SMI sebesar Rp700 miliar. Bagi dia, semua ini harus dipertanggungjawabkan.
“Bagaimana caranya Pemerintah Provinsi Maluku membayar utang Rp700 miliar? . Jangan jadi gubernur tapi tak punya konsep dalam perencanaan pembangunan,” sindir dia.
Dalam orasi politiknya, Sekretaris DPW PPP Maluku, Rovik Akbar Afifudin menegaskan masyarakat Maluku membutuhkan pemimpin baru yang mampu membawa perubahan nyata bagi daerah.
“Sebanyak 80 persen masyarakat Maluku mendambakan perubahan. Hendrik Lewerissa dan Abdullah Vanath hadir untuk menjawab harapan itu, bukan sekadar janji,” ujar Rovik di hadapan ribuan pendukung Lawamena.
Rovik juga menyindir para pemimpin yang hanya meninggalkan beban utang bagi daerah, termasuk utang sebesar Rp700 miliar yang perlu ditangani dengan bijak. Ia menegaskan bahwa Maluku memerlukan pemimpin yang bekerja sungguh-sungguh demi kesejahteraan rakyat.
“Kami tidak gentar menghadapi tantangan demi membawa perubahan yang diinginkan rakyat Maluku,” tandas Rovik mengakhiri orasinya di tengah gemuruh dukungan massa kampanye Hendrik Lewerissa dan Abdullah Vanath.(TM-02)
Discussion about this post