Ambon, TM, – Kapal WIGplp (Wing In Ground) Craft akan tiba di Ambon, Maluku. Tahun 2022 mendatang, akan dimulai dengan mengembangkan pilot project pembangunan 3 WIG ports dengan fasilitas masing-masing satu di Ambon, Banda dan Masohi.
Kapal ini diproduksi di Korea Selatan. Kapal multimodel yang dalam mode operasional utamanya, dapat terbang melalui efek bantalan udara yang bekerja pada sayap di atas permukaan air.
Pesawat ini tanpa kontak konstan dengan permukaan, dan didukung di udara terutama oleh daya angkat aerodinamis yang dihasilkan pada sayap atau lambungnya, atau bagian yang dirancang untuk memanfaatkan aksi ground effect.
Baca: Masuk Keluar Ambon Harus ada Surat Vaksin
Kapal ini diproduksi oleh Perusahaan ARON di Korea Selatan. Salah satu investor Australia, Tasageoby Group, berencana berinvestasi pada sektor transportasi di Provinsi Maluku. Salah satunya menyediakan moda transportasi tersebut.
Hal itu disampaikan Chief Executive Officer (CEO) Tasageoby Group, Stuart Janes saat menjumpai Gubernur Maluku, Murad Ismail, di kediaman pribadinya, di kawasan Wailela, Ambon, Jumat (2/7/2021).
Stuart Janes yang didampingi jajaran direksinya itu mengatakan, sarana transportasi itu akan dioperasikan Tasageoby Group melalui anak perusahaan Air Maluku di Kepulauan Maluku.
“Meskipun kapal WIG dapat berfungsi baik sebagai kapal maupun pesawat, tapi ini diklasifikasikan sebagai moda transportasi kapal. Dan transportasi WIG Craft akan jauh lebih murah dibandingkan pesawat komersial biasa,”ujarnya.
Kapal ini juga lanjutnya, selain jarak yang relatif pendek, dapat mendarat disejumlah titik di Maluku, hanya mengandalkan pendaratan atau dermaga WIG (floating dock) yang tidak terpengaruh kondisi pasang atau surut.
Untuk tahap awal, 2022 mendatang, akan dimulai dengan mengembangkan pilot project pembangunan 3 WIG ports dengan fasilitas masing-masing satu di Ambon, Banda dan Masohi. Kemudian diikuti oleh 2 port lagi, yaitu Sawai dan Namlea. Serta diharapkan bisa untuk mengoperasikan pesawat WIG, pada tahun 2023.
“Dengan itu, maka perusahaan ingin membangun Basis Operasi Utama di Ambon, termasuk mendirikan fasilitas perawatan, dan mungkin pusat pelatihan WIG Craft, yang mungkin berlokasi di Ambon atau Masohi. Dan nantinya, pusat pelatihan di Maluku ini akan menjadi yang pertama di luar Korea Selatan untuk produk Aron,”katanya.
Menanggapi pemaparan Stuart Janes, Gubernur mengapresiasi. Kata dia, kehadiran investor Australia ini tepat, mengingat sebahai daerah kepulauwn, Maluku membutuhkan teknologi transportasi yang canggih itu.
“Maluku memiliki sembilan Kabupaten dan dua Kota. Dari satu kabupaten ke Kabupaten lain, jalur darat bisa makan waktu 6 sampai 7 jam. Pesawat, bisa 1-2 jam. Mau ke Malteng naik kapal ferry, 2 jam. Dari Maluku Tengah ke SBB jalur darat bisa 6-7 jam. Jadi kalau Tasageoby Group mengoperasikan WIG Craft di sini, akan sangat membantu,”ujar Gubernur.
Baca: Apono Dituding tak Paham Aturan
Disampaukan, bahwa Maluku yang memiliki luas wilayah 712.480 Km2, terdiri dari sekitar 92,4 persen lautan dan 7,6 persen daratan, dengan jumlah pulau mencapai 1.412 pulau dan panjang garis pantai 10.662. Km, dan 658.317 km. Maka alat transportasi laut seperti kapal WIG itu memang dibutuhkan.
“Apalagi kalau ada warga di pelosok yang sakit dan membutuhkan segera media pengobatan, transportasi WIG Craft ini akan sangat membantu. Kita berharap WIG Craft kedepan dapat menyelesaikan salah satu permasalahan klasik terkait moda transportasi di Maluku,” harap Gubernur.
Dia menambahkan, sebagai bentuk dukungan, pihak Pemda Maluku juga akan mengirimkan surat rekomendasi dan lobi Kementerian terkait di Jakarta, agar niat menghadirkan WIG craft di Maluku bisa segera terlaksana.(TM-01)
Discussion about this post