Ambon, TM.- Benarkah Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi jenis premium akan ditiadakan dari SPBU. Saat ini, hanya dua SPBU di Kota Ambon yang menyediakan BBM jenis premium. Yakni SPBU Passo Transit dan SPBU Air Mata Cina (Amaci).
Itupun, hanya disediakan 10 liter per sekali pengisian oleh Angkutan Kota (Angkot). Kelangkaan ini menjadi keluhan dan kendala bagi para sopir Angkot di Kota Ambon saat ini.
Menanggapi keluhan itu, Komisi II DPRD Kota Ambon mengadakan rapat bersama Pertamina, yang berlangsung di ruang Paripurna Utama, DPRD Kota Ambon, pada Kamis (12/8/2021), dan akan dilanjutkan besok Sabtu (14/8/2021).
Terkait dengan itu, Ketua Komisi II DPRD Kota Ambon, Jafry Taihutu, kepada Wartawan, Jumat (23/8/2021) menjelaskan, dalam rapat kemarin, Pertamina belum memberikan penjelasan dan data detail terkait persoalan itu.
Baca: Dekan Ogah Mundur, Mahasiswa Unidar Demo
Dengan itu, pihaknya mengagendakan rapat kembali dan meminta Pertamina untuk menyediakan data lengkap terkait pengurangan premium di SPBU itu.
“Jadi Pertamina hanya memberi ijin 2 SPBU itu. Ini terkesan faktor monopolistik, dan itu tidak boleh sebenarnya. Lalu bagaimana dengan orang yang jauh dari SPBU dua itu. Itu harus dibicarakan. Masa sih SPBU yang lain tidak bisa jual premium, hanya dua itu saja yang bisa,”ujar Taihutu.
Dia menegaskan, Pertamina jangan tebang pilih dalam penentuan penjualan BBM subsidi pada SPBU-SPBU, hanya karena dua SPBU tersebut adalah milik pengusaha terkenal, sekelas bos Indojaya dan Sumber Rejeki.
“Jangan karena SPBU itu adalah milik Indojaya dan Kiat, Sumber Rejeki? Saya kira yang lain juga bisa kok. Ini yang akan dijelaskan nanti,”ujarnya.
Ditanya apakah ini berkaitan dengan program Pertamina yang akan mengalihkan penggunaan BBM ke Pertalite, Taihutu mengaku, belum mendapat penjelasan itu.
Namun dilihat dari kebutuhan Angkot seperti yang diuraikan para sopir, sekali pengisian dibutuhkan 20-25 liter setiap hari. Ini tidak sebanding dengan yang disediakan, yakni 10 liter per hari. Karena resiko sopir, mereka tidak dapat memaksimalkan pengoperasian per hari.
“Kita minta, sesuai uraian para sopir itu, Pertamina ambil itu sebagai patokan untuk menghitung jumlah realisasi pembelian, dengan jumlah kuota. Inimenggunakan standar per mobil Angkot 20-25 liter. Karena tidak mungkin 10 liter untuk operasi Angkot,”tuturnya.
Dalam rapat besok, pihaknya telah meminta data kuota dan realisasi BBM jenis premium disetiap SPBU di Kota Ambon, yang akan dicocokan dengan data Disperindag. Agar hal ini dapat dibahas dengan SKK Migas dan juga Organda.
Pada kesempatan itu, Taihutu juga mengungkapkan temuan lapangan terkait pembelian illegal BBM subsidi oleh oknum-oknum tertentu untuk dijual di wilayah Maluku Tengah.
Baca: Data Warga Miskin Ambon Hilang dari Daftar Bansos
“Kedapatan di lapangan, ada orang dari Malteng, yang membeli BBM subsidi ini, untuk dijual disana. Ini lagi-lagi pada aspek pengawasan, nanti rapat berikut kita akan undang Disperindag, SKK Migas, dan Pertamina. Untuk mengambil langka-langka terbaik. Agar subsidi oleh Negara ini benar-benar dirasakan oleh masyarakat. agar semuanya sesuai dengan program,”tandasnya.
Sementara itu, Sekretaris Komisi II DPRD Kota Ambon, Ricky Davids Helaha berharap, dalam perayaan Hari Kemerdekaan RI 17 Agustus nanti, persoalan tersebut sudah selesai, sehingga para supir Angkot di Ambon, jangan lagi kesulitan akibat BBM yang tidak tersedia.
“Saya sudah melakukan penekanan ke pimpinan rapat untuk segera menyelesaikan masalah ini, ujar Helaha.
Pada kesempatan berbeda, Sales Area Manager Pertamina, Wilson mengatakan, PT Pertamina saat ini tengah mencanangkan program PLB, yakni program edukasi penggunaan BBM yang lebih ramah lingkungan.
“Untuk premium sekarang memang sudah langka dan hanya tersedia di dua SPBU. Karena Pertamina sedang menerapkan program PLB yang memang sudah kita canangkan sejak Maret lalu. Produk ini lebih ramah lingkungan dan berkualitas. Kita ingin masyarakat menggunakan BBM yang lebih berkualitas,”jelasnya. (TM-01)
Discussion about this post