Ambon, TM.- Murad Ismail, Gubernur Maluku itu harus banyak berterimakasih ke masyarakat Jazirah Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah. Sosoknya, sebagai warga asli Jazirah itu, membuat ratusan orang dari Jazirah menyambangi Mapolda Maluku, untuk membelahnya.
Murad belakangan ini berseteruh dengan partai Golkar. Mulai dari almarhum Yusri AK Mahedar, hingga membuat Muraf melapornya ke Mantan Instansinya (Polri) Polda Maluku. Kini, Murad juga menhadi terlapor oleh Kader Golkar Maluku, M Ridwan Marasabessy 24 Desember 2020
Tak sampai disitu. Saling melapor kembali terjadi. Bukan dari Murad sebagai pelapor. Melainkan, Masyarakat Jazirah yang turun dalam kerumunan menggunakan mobil angkot untuk melapor Ridwan Marabessy, Senin 28 Desember 2020.
Marasabessy dilaporkan atas dugaan pencemaran nama baik Gubernur Maluku lewat konferensi pers yang di lakukanya beberapa waktu lalu.
Di Polda Maluku, rombongan tokoh Adat dan tokoh pemuda di Jazirah Leihitu tiba di Polda Maluku sekitar pukul 11.00 WIT, tiba di Polda, lima orang perwakilan dipersilahkan masuk kedalam Polda Maluku untuk menyampaikan laporan aduan.
Usai menyampaikan laporan para tokoh dan perwakilan masyarakat Jazirah meninggalkan Polda Maluku, menuju lobby lapangan merdeka yang merupakan titik kumpul mereka.
Disana Syamsudin Arif selaku perwakilan tokoh jazira Leihitu, kepada wartawan menyampaikan, beberapa alasan para tokoh Jazirah Leihitu melaporkan Ridwan Marasabessy. Marasabessy diduga menggiring opini masyarakat terkait aliran dana Rp.5,1 Milyar yang digunakan untuk renovasi rumah pribadi Gubernur.
“Kami hadir karena keterpanggilan mengingat Murad Ismail adalah putra asli Leihitu tidak ada unsur lain, statement Ridwan Marasabessy soal dana 5,1 M yang digunakan untuk renovasi rumah pribadi Gubernur kita persoalkan , ini pembohongan publik karena sampai saat ini anggaran itu tidak ada, statemen yang bersangkutan seakan akan menggiring opini masyarakat untuk menjatuhkan pa Murad,”pungkasnya.
Selain soal dana 5,1 Milyar, Marasabessy juga dilaporkan lantaran statement monohok yang dianggap menghina Murad Ismail.
“Ridwan Marasabessy dalam konfrensi persnya banyak mnyatakan hal tidak wajar, seakan akan mengadu kekuatan dan seakan mengajarkan etika dan adat kepada pa Murad, tidak pantas dia mengeluarkan statement begitu , apalagi statusnya pernah narapidana,”ujarnya.
Dikatakanya dalam waktu dekat pihaknya akan meyodorkan sejumlah alat bukti agar laporan yang sifatnya aduan tersebut di naikan menjadi laporan Polisi.
“Kita rencana besok akan kembali ke Polda untuk melapirkan alat bukti berupa tulisan di media terkait pernyataan tersebut,”tandasnya.
Usai memberikan keterangan pers massa akhirnya membubarkan diri pada sekitar pukul 12.30 WIT. (TM-02)
Discussion about this post