Ambon, TM.- Kritik kebijakan Pemerintah, tidak selalu dengan berdemo. Ada saja cara unik yang dilakoni, seperti yang dilakukan Aliansi Masyarakat Maluku Menggugat (MARAK). Mereka membagikan takjil gratis.
Tapi sabar. Bukan takjil makanan yang dibagikan untuk berbuka. Pertalite gratis justru dibagikan kepada pengendara yang melintasi Tugu Leimena, Desa Poka, Kota Ambon.
“Takjil yang kami sediakan bukan makanan, minuman, ataupun jenis kue. Tetapi takjil pertalite sebesar 200 liter untuk sekedar membantu rakyat,” ungkap Koordinator Lapangan (Korlap) Sahrul Renhoat kepada wartawan, Senin (18/4).
Renhoat mengungkap, setiap satu motor diberi 1 liter. Untuk mendapatkan 200 liter pertalite, mereka memeroleh dana dari penggalangan di kampus Unpatti. Uniknya perkaline dibeli bukan di SPBU, tapi di pedagang pengecer di wilayah Poka.
“Setiap pengendara mendapat 1 liter. Kami beli 200 liter itu dari pengecer di sekitar Poka. Dananya kami peroleh melalui galang bantuan di kampus,” katanya.
Menurut Renhoat, pembagian takjil pertalite sebagai bentuk kritik atas kebijakan pemerintah maupun Pertamina. Kenaikan harga Pertamax bikin warga susah. Sementara Pertalite justru langkah disejumlah daerah.
“Ini bentuk protes dan ketidakpuasan terhadap kinerja pemerintah dan pertamina,” tegas Renhoat. Bagi mereka, kebijakan pemerintah memicu kelangkaan Pertalite.
Dia mencontohkan, kelangkaan yang terjadi Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB). Pertalite yang harusnya dibeli dengan harga Rp7000 lebih, justru dinaikan sepihak menjadi Rp14.000 hingga Rp15.000.(TM-02)
Discussion about this post