Ambon, TM.– Warga masyarakat Porto yang tergabung dalam Poros Porto Menggugat (PPM) menolak Marthin Abraham Nanlohy kembali dicalonkan sebagai Raja Negeri Porto. Penolakan ini muncul karena Nanlohy baru saja menyelesaikan hukuman penjara.
Salah seorang warga Porto yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan, beberapa hari lalu mereka telah menggelar aksi demonstrasi damai di depan kantor Pemerintah Negeri Porto.
“Kami sudah melakukan aksi untuk menolak pencalonan Abraham Nanlohy. Saniri Negeri harus merevisi Peraturan Negeri (Perneg) yang dianggap memihak dan mengubah garis keturunan Mata Rumah Parentah,” ujarnya kepada media di Ambon, Jumat (11/4/25).
Warga juga menilai Penjabat Negeri Porto, Eduard Nanlohy, tidak independen karena hanya mengakui keturunan Franscois Ririasan dalam proses pencalonan raja berdasarkan Perneg 2011.
“Sementara itu, Penjabat Negeri Porto bersama Ketua Saniri Negeri, Yakub Tetelepta, justru mempersiapkan Marthin Abraham Nanlohy sebagai calon raja baru,” tambahnya.
Sumber tersebut menegaskan, seorang pemimpin negeri harus bersih, arif, dan jujur. Mereka mempertanyakan kelayakan seseorang dengan catatan hukum buruk untuk menjadi raja.
“Apakah pantas dia layak menjadi raja? Seorang raja harus bersih, bijaksana, dan tidak punya catatan kriminal,” tegasnya. (TM-03)