Ambon, TM. – Ratusan Mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Taniwel Raya menggeler aksi di Kantor Gubernur Maluku, Kamis 8 Oktober 2020. Aksi yang dikordinatori oleh Remon Nauwe ini, ini juga dibantu warga dari Taniwel, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB).
Menggunakan berang merah di kepala, mereka mengawali demo dengan proses adat di Tribun Lapangan Merdeka Ambon, sebagai dukungan Tuhan dan leluhur atas penolakan mereka terhadap aktifitas PT Gunung Makmur yang merupakan perusahan tambang marmer di kecamatan Taniwel.
Beranjak dari Tribun Maluku, pukul 19.30 wit, para pendemo ini menyerbu Kantor Gubernur Maluku. Orasi terus dilakukan oleh parah orator. Pendemo terlihat agresif masuk menemui Gubernur Maluku, Murad Ismail. Sayangnya, didepan mereka puluhan Polisis dari Polresta Ambon telah menyengat mereka.
Mereka terus melawan dengan mengoyang-goyangkan pagar Kantor Gubernur Maluku iti, hingga roboh. “Mese suara rakyat. Mese mese mese,” teriak pendemo, saat pintu pagar itu berhasil dirobohkan mereka.
Mereka mengaku banyak keresahan masyarakat yang harus disampaikan kepada pemerintah. Ini merupakan suara rakyat.
“Tuntutan kami bahwa Bapak Gubernur harus mendengarkan tuntutan kami untuk tolak tambang marmer ini karena di sini tanpa marmer didirikan maka rakyat akan semakin tertindas. Jangan hanya duduk di sana tapi bisa dengar suara kami. Keluar untuk mendengarkan suara dan tangisan kami,” teriak mereka.
Pendemo menyampaikan, mereka tidak akan mundur sebelum bertemu dengan Gubernur Maluku. “Kami tidak membutuhkan uang dari pemerintah. Kami hidup dari hasil kami dari cengkeh dan pala. Kami bilang kami tidak akan mundur,” keram pendemo.
“Kenapa tidak bisa masuk. Ada kepentingan disini. Kenapa orasi lain masuk kami tidak bisa. Ada apa. Ini bicara soal hak wilayah kami. Sudah diperkosa pemerintah provinsi Maluku karena itu kami datang perjuangan aksi Nusa Ina,” teriak pendemo lagi.
Kordinator Aksi (Korlap) Remon Nauwe kepada media ini, mengatakan, aksi yang kedua kalinya sebagai bentuk kekecewaan masyarakat Taniwel. Jika tidak ada kepedulian dari pemerintah kabupaten maupun provinsi, lokasi tambang tetap ditutup oleh masyarakat.
“Kami minta ada sikap pemerintah Provinsi terkait hadirinya perusahan tambang marmer di Taniwel. Pemerintah jangan menyusahkan masyarakat dengan memberikan investor bebas merusak lingkungan,” sebut Remon.
Mereka kemudian ditemui Wakil Gubernur Maluku, Barnabas Orno. Didepan Lobi Kagub, para aksi bersama Wagub terlihat duduk bersama. Wagub menyerap aspirasi massa pendemo.
“Semua tuntutan akan kita terima. Kita akan kaji nanti bersama. Kita butuh waktu,” sebut wagub, sambil menunjukan jarinya ke Kadis Penanaman Modal Provinsi Maluku dan Kadis Lingkungan Hidup. (TM-01)
Discussion about this post