Ambon, TM.- Naiknya tensi politik jelang Pemilu 2024, bisa mengganggu stabilitas keamanan. Menjaga kerukunan beragama dan keutuhan bangsa dan negara, menjadi salah solusinya, khusus di Maluku.
Ajakan tersebut disampaikan tiga narasumber dalam kegiatan dialog kebangsaan yang dilaksanakan di gedung Plaza Presisi Manise Polda Maluku, Kota Ambon, Jumat (3/11/2023). Hadir dalam dialog itu, Kepala Densus 88 Anti Teror Polri, Irjen Marthinus Hukom.
Hadir juga Wakapolda Maluku Brigjen Stephen M. Napiun, Forkopimda Maluku, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan ratusan mahasiswa maupun pelajar SMA di kota Ambon. Turut hadir Rektor Unpatti Ambon, Rektor IAKN Ambon, Rektor IAIN Ambon, Rektor UKIM, dan Rektor Darusalam Ambon.
Narasumber yang dihadirkan dalam dialog dengan tema “Mengukuhkan ideologi Pancasila, merawat kebhinekaan dalam bingkai basudara manise, guna mewujudkan Pemilu damai 2024” diantaranya Abidin Wakano,, Gus Islah Bahrawi, dan Juliana A. Tuasela.
Abidin Wakano, pada kesempatan itu juga mengajak seluruh elemen masyarakat khususnya para generasi muda sebagai penerus bangsa agar dapat terus menjaga kurukunan beragama. Apalagi, saat ini masyarakat Indonesia telah memasuki tahun-tahun politik.
“Dalam Pemilu 2024 mari kita menjaga kerukunan beragama dalam kebinekaan di Tanah Raja-raja Maluku yang kita cintai bersama,” ajaknya.
Masyarakat diharapkan tidak terpengaruh dengan politik identitas. Karena hal itu dapat merusak kebinekaan berbangsa dalam bingkai basudara manise.
Hal yang sama juga disampaikan Pdt Juliana A. Tuasela. Ia mengajak masyarakat khususnya generasi muda agar bijak dalam bermedia sosial. Banyak hate speech atau ujaran kebencian yang mulai marak beredar di media sosial.
“Salah satu untuk mengatasi penyebaran hate speech yaitu mari kita menciptakan narasi-narasi kasih, itu merupakan suatu kekuatan yang sangat ampuh untuk menangani hate speech,” sebutnya.
Sementara itu, Gus Islah Bahawi juga mengajak warga khususnya para pemuda agar tidak saling membenci karena berbeda keimanan.
“Kalau takdir kita yang menentukan keimanan, kenapa kita harus membenci keimanan orang lain. Tidak ada agama yang Tuhan ciptakan untuk kita saling membenci,” katanya.
Menjelang Pemilu 2024, Bahawi berharap masyarakat tidak terjajah oleh politik. Perbedaan itu anugerah dan jangan karena politik masyarakat terpolarisasi.
“Ketika politik menjajah otak manusia maka kebencian akan muncul di dalam diri manusia,” pungkasnya.
Kegiatan dialog kebangsaan sendiri dilaksanakan oleh Densus 88 Anti Teror Polri, Polda Maluku, dan Alumni SMA Negeri 3 Ambon angkatan tahun 1987.(TM-02)
Discussion about this post