Ambon, TM.- Maluku hari ini masih mengalami beberapa kesenjangan sosial. Secara historis Maluku, merupakan salah satu Provinsi tertua yang turut berkontribusi dalam sejarah Indonesia dan membawa bangsa Indonesia menuju gerbang kemerdekaan.
Hal ini disampaikan PMKRI Cabang Ambon melalui Bertolameus Mayabubun selaku Presidium Gerakan Kemasyarakatan PMKRI Cabang Ambon. Dalam rilisnya kepada timesmaluku.com, dia menyampaikan hal ini sebagai refleksi HUT RI ke 76.
Dia kemudian membeberkan beberapa indikator pembangunan. Kata Mayabubun, Maluku memiliki begitu besar sumberdaya alam. Rempah-rempah yang sejak dahulu menarik perhatian para negara imperial dan kolonial untuk menguasai bangsa Ini.
“Sampai hari ini keunggulan komperatif (Comparative Advatage) Maluku dalam hal ini dari sektor kelautan, perikanan, migas, hingga potensi sumber daya alam lainnya,” kata Mayabubun.
Baca Juga:
Dari sisi alokasi anggaran, kata dia, ada APBD Maluku per tahun hanya Rp3,192 Triliun. Ini bagi dia sangat tidak relevan. Sangat menghambat pembangunan perekonomian daerah. Ini jadi momok bagi Maluku yang merupakan salah satu provinsi tertua di Indonesia yang kemudian belum merasakan esensi dari kemerdekaan yang sesungguhnya.
Menurut dia, sampai saat ini, berdasarkan data Badan Pusat Statistik, presentase penduduk Maluku merupakan Provinsi termiskin ke-4 di Indonesia. Sementara esensi kemerdekaan yang sesunggunya bukan saja terlepas dari belengguh penjajahan, namun soal kebebasan dalam menentukan apa yang menjadi kebutuhan hidup.
“Selain itu kebebasan dalam menyampaikan pendapat, kebebasan atas memperoeh pendidikan yang layak serta kebebasan dalam mempertahan hak ulayat masyarakat adat, hingga terciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” kata dia.
Baca Juga:
Dia menegaskan, selama masih ada ratap tangis di Maluku, pembungkaman ruang demokrasi, intervensi lembaga pendidikan dan prestasi kemiskinan di Maluku, maka hal itu telah mencerminkan bentuk penghianatan terhadap amanat kemerdekaan.
“Usia Indonesia hari ini merupakan wujud dari proses perjuangan dan pengorbanan yang begitu panjang dan capaian usia bangsa yang ke 76 telah menjadi catatan sejarah di Tanah Air Beta. Maluku, adalah bagian dari proses itu,” kata dia.
Menurut dia, secara filosofis kemerdekaan Indonesia dapat ditinjau dari tiga aspek, yakni ontologi (eksistensi), epistemologi (esensi), dan aksiologi (nilai). (TM-02)
Discussion about this post