Ambon, TM.- Meno alias Manado ditemukan tak bernyawa oleh dua temannya pada 24 April sekira pukul 04.45 Wit. Setelah mendapat laporan, polisi langsung menuju lokasi tempat kejadian di Pasar Gotong Royong, samping Amplas, Ambon.
Meno ini tak lagi memiliki identitas. Identitasnya hilang akibat dompetnya dicuri pada tahun 2021. Tahun itu pertama kali dia menginjakkan kakinya di Ambon dari Manado, Sulawesi Utara. Tujuannya bukan di Ambon, tapi hendak ke Tual.
Hanya saja karena identitasnya hilang, Meno memilih menetap di Ambon. Dia kemudian bertemu dengan Freno Armando, Bahar dan sejumlah rekan lainnya. Korban mendiami salah satu ruangan di Pasar Gotong Royong.
Baca:
Kasus ini terungkap saat Freno Armando (24) hendak membawakan tas samping milik korban ke tempat dimana korban tidur. Korban Tidur pada lantai 3 Pasar Gotong royong. Lokasi itu saat malam gelap, karena tidak ada penerangan.
Karena takut, Freno mengajak Bahar (42). Bahar bekerja sebagai juru parkir, sementara Freno seorang pengaman jalanan. Tiba di kamar korban, kedua saksi melihat korban sudah tak bergerak.
“Bahar dia meninggal kapa,” kata Freno saat melihat kondisi korban yang tidak bergerak. Feno lantas memanggil salah seorang rekan mereka, guna memastikan kondisi korban. Saat memegang nadi korban, ternyata sudah tak ada lagi denyutnya.
Kasus ini langsung di laporkan ke Pers Sektor Sirimau. Pukul 05.00 bersama dengan Pers Unit Identifikasi Polresta Ambon, mereka turun TKP guna mengamankan TKP dan melakukan proses identifikasi terhadap jenazah korban.
Baca Juga:
Pukul 06.30 Wit jenazah dibawa ke Ruang Jenazah RSB Tantui Ambon guna di lakukan pemeriksaan terhadap Jenazah. Dugaan sementara korban meninggal dunia diakibatkan sering mengalami sakit. Ini terlihat dari terjadi pembengkakan pada tubuh korban.
Dari laporan polisi, korban pada Bulan Oktober Tahun 2021 datang dari Manado dan hendak menuju Kota Tual untuk bekerja. Namun pada saat tiba di pelabuhan Yos Soedarso Ambon dompet milik korban dicuri oleh OTK.(TM-01)
Discussion about this post