Ambon, TM.- Gubernur Maluku, Murad Ismail, mengimbau agar warga Desa Kariuw dan Ory di Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah, menahan diri, dan menghentikan konflik. Sementara disaat bersamaan Pangdam XVI/Pattimura bertemu sejumlah tokoh agama.
Imbauan tersebut disampaikan Gubernur, menyusul bentrok yang terjadi antara kedua desa bertetangga itu, Rabu (26/1). Dia menegaskan, konflik yang terjadi jangan sampai digiring ke persoalan SARA karena itu hanya kesalah-pahaman terkait batas ulayat.
“Saya minta warga kedua desa itu bisa menahan diri, dan jangan terprovokasi,” kata Gubernur kepada pers, Rabu (26/1).
Gubernur meminta agar warga segera menghentikan kesalah-pahaman yang terjadi dengan kekerasan. Karena semestinya dapat diselesaikan secara kekeluargaan, tanpa harus memakan korban jiwa dan harta benda.
“Karena itu, saya minta pertikaian ini dihentikan karena tidak ada yang diuntungkan, bahkan akan merugikan banyak pihak. Konflik di mana pun tak membawa keuntungan bagi siapa pun,” katanya tegas.
Sementara itu, Pangdam XVIPattimura Mayjen TNI Richard Tampubolon bertemu sejumlah Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat yang ada di Maluku hari ini Rabu (26/01/2022) di Lobby Makodam.
Pangdam juga mengajak masyarakat untuk sama-sama menjaga wilayah agar tetap kondusif. Kodam Patimura juga telah mengirimkan pasukan lansung ke tempat kejadian dibawah pimpinan Komandan Kodim 1504/Ambon bersama Kapolres Ambon untuk mengambil langkah langkah guna meredam konflik di kepulauan haruku .
Pangdam juga berharap, seluruh masyarakat yang ada di Maluku tidak ada lagi yang terlibat dan dapat menahan diri untuk tidak terpengaruh dengan adanya Konflik ini.
Ketua Sinode GPM Pdt Elifas Maspaitella mengatakan, sebagai pimpinan umat beragama, seluruh masyarakat tetap tenang dan berkonsolidasi agar Peristiwa di Maluku pada Tahun 1999/2000 tidak terulang kembali.
“Kita sudah banyak belajar dari peristiwa itu, untuk itu maka Saya mengajak kita semua sama-sama melihara perdamaian dalam persaudaraan sejati di Maluku”, pungkasnya.
Sekertaris MUI Provinsi Maluku Abdul Hadji Latuconsina, menegaskan konflik tersebut bukanlah masalah Agama seperti yang diberitakan. Karena itu, dia meminta simbol-simbol keagamaan jangan disalahgunakan.
Dirinya juga menambahkan, agar masyarakat Maluku bisa menahan diri dan mendukung TNI-Polri untuk menyelesaikan masalah yang terjadi tersebut.
Turut hadir , Perwakilan dari Gereja Khatolik Pastor Ricardus Nono Sukirno, perwakilan Walubi Maluku Wilhelmus W dan perwakilan dari PHDI Maluku Dr I Wayan Sutapa serta tokoh masyarakat lainnya . (TM-01)
Discussion about this post