AMBON, TM.– Provinsi Maluku mencatat inflasi gabungan sebesar 0,65 persen pada Oktober 2024. Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku, Rawindra Ardiansah, menjelaskan bahwa inflasi di Maluku lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional yang tercatat hanya sebesar 0,08 persen pada periode yang sama.
Secara spasial, inflasi di Maluku terutama terjadi di Kabupaten Maluku Tengah sebesar 1,72 persen dan Kota Tual sebesar 1,18 persen. Sebaliknya, Kota Ambon mengalami deflasi ringan sebesar 0,10 persen.
Ardiansah menyebutkan bahwa sektor makanan, minuman, dan tembakau menjadi penyumbang utama inflasi di Maluku pada Oktober ini, dengan kenaikan harga sebesar 1,86 persen.
“Komoditas perikanan, seperti ikan layang dan ikan selar, mengalami peningkatan harga masing-masing sebesar 0,28 persen dan 0,24 persen. Peningkatan ini dipicu oleh fenomena La Nina yang menyebabkan ombak tinggi, menghambat aktivitas nelayan di laut,” kata dia.
Di sisi lain, sektor transportasi mengalami deflasi sebesar -0,69 persen yang turut menahan laju inflasi lebih tinggi. Deflasi pada kelompok ini terutama dipengaruhi oleh penurunan harga bensin non-subsidi yang memiliki andil sebesar 0,11 persen.
“Secara tahunan, tingkat inflasi di Maluku pada Oktober 2024 tercatat sebesar 2,13 persen (yoy), meningkat dari 1,79 persen pada bulan sebelumnya. Meskipun lebih tinggi dari inflasi nasional sebesar 1,71 persen (yoy), tingkat inflasi di Maluku masih berada dalam rentang target inflasi nasional tahun 2024, yakni 2,5±1 persen,” tandas Ardiansyah.
Dalam rangka mengendalikan inflasi, kata dia, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Maluku terus memperkuat berbagai program, termasuk pasar murah, subsidi langsung kepada pedagang, serta pengembangan greenhouse dan hidroponik di pondok pesantren dan kelompok tani.
“Upaya Kerja Sama Antar Daerah (KAD) juga ditingkatkan untuk menjaga pasokan komoditas, baik dalam provinsi maupun antarprovinsi,” kata dia.
Selain itu, TPID Maluku fokus pada kestabilan harga pangan dan hortikultura melalui digital farming dan program lainnya yang ditargetkan mampu mengurangi volatilitas harga pangan di Maluk
Discussion about this post