Ambon, TM.- Jembatan Wai kaka yang menjadi penghubung trans Seram di Negeri Tala, Kecamatan Amalatu, Seram Bagian Barat, rampung dikerjakan. Proyek ini dibangun sejak Oktober 2020 dengan biaya Rp 20 miliar.
Jembatan ini sejak lama roboh. Akibatnya masyarakat kesulitan. Pasalnya, jembatan Wai Kaka menjadi penghubung Tiga Kabupaten bisa legah. Wai Kaka, Jembatan penghubung, Seram Bagian Barat, Seram Bagian Timur, dan Maluku Tengah.
Proyek yang dibiayai APBN ini menelan anggaran Rp20 miliar lebih. Dikerjakan oleh Balai Pelaksana Jalan Nasional Maluku sejak Oktober tahun lalu, dan kini telah selesai uji laik fungsi jembatan pada, Sabtu (11/9).
Baca Juga:
Uji Laik Fungsi Jembatan, di hadiri langsung Direktur Pembangunan Jembatan, Ditjen Bina Marga, Kementerian PUPR, Ir. Yudha Handita Pandjiriawan, MT., M.B.A. Dia didampingi Kepala BPJN Maluku, John Damanik.
Jembatan dibangun dengan panjang 100 meter. Konstruksi desain tanpa penyangga bentangan (pilar) tengah. Dalam uji itu, terlihat ada sebanyak 18 truk besar dijejerkan sebagai uji ketahanan jembatan terhadap beban sesuai volume yang sudah diperhitungkan sebelumnya dengan matang.
Dari belasan Truk tertulis 17.920 Kg (Kilogram) dengan rincian beban berat truk 6.720 Kg. Sedangkan beban muatan (material) 11.200 Kg. Jika ditotalkan dari 18 truk beratnya mencapai 322.560 Kg atau setara 300 ton lebih.
Yudha Handita Pandjiriawan disela-sela memantau langsung Uji Laik Jemabtan kepada wartawan, mengapresiasi kinerja Satker BPJN Maluku yang sudah merampungkan jembatan menghubungkan jalan trans Seram melintasi aliran sungai Wai Kaka, Desa Tala itu.
” Sudah bagus, nanti kalau di finising lagi. Ini juga belum di aspal. Dan beban juga sudah diperhitungkan dengan matang, kalau ditambah lagi untuk pengeaspalan,” ujarnya. Satker itu dipimpin oleh Wawan Talaohu.
” Semua sudah dihitungkan pada saat pengukuran. kalau ditambah aspal nanti jadinya seperti ini. Jadi, uji beban juga masih aman,” kata Yudha menambahkan.
Menyoal kapan jembatan Wai Kaka diresmikan, Yudha memastikan proses evaluasi (jembatan) masih terus dilakukan tim BPJN Maluku, hingga dipastikan dapat gunakan dengan aman dan nyaman.
Baca Juga:
“Masih di evaluasi lagi, dan ini perlu dilakukan. Karena jembatan dengan bentangan 100 meter di kategorikan sebagai jembatan khusus. Jadi harus di evaluasi secara total.Kalau semua sudah Oke, tinggal pak Menteri mengeluarkan sertifikat laik fungsi untuk selanjut sudah bisa langsung difungsikan,” demikian Yudha.
Tomy Watimena Kepala Dinas PUPR Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) yang turut hadir mendamping Direktur Pembangunan Jembatan, Ditjen Bina Marga meninjau uji laik jembatan mengapresiasi langka cepat Kementerian PUPR pasca jembatan Wai Kaka ambruk akibat terjangan banjir Juni 2020 lalau.
“Kita pemerintah daerah, khusus di SBB sangat bersyukur yah. Karena Pempus melalui BPJN Maluku dengan cepat sudah menangani proses pembangunan ini,” akui Tommy.
Menurutnya, jika tidak disikapi segera pasca jembatan ambruk di terjang bajir, maka terjadi inflasi. Karena jembatan ini berada jalur utama jalan Trans Seram yang menghubungkan Kota Ambon, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), Maluku Tengah (Malteng), dan Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT).
“Kalau tidak daerah ini bisa terjadi inflasi. Contoh, transportasi BBM. Depot ada di Masohi (Malteng). Pasca terjadi kerusakan jembatan itu untuk melayani di BBM di Kabupaten SBB ini, mobil BBM itu mutarnya itu turun Desa Wai Pia, turun Seleman baru balik,” kata Tommy, mencontohkan.
Sehingga dampaknya, kata Tommy dengan kost transportasi untuk distribusi BBM itu naik, kemudian juga persoalan waktu.” Sehingga suplay BBM Pasca jembatan ini ambruk itu sangat berpengaruh,” akui Tommy.
Tommy berharap setelah Uji Laik Fungsi Jembatan ini, agar secepatnya dapat terferifikasi sehingga jembatan dapat segera digunakan masyarakat dan memperlancar jalur transportasi menghubungkan Tiga Kabupaten yang berada di daratan Pulau Seram ini.” Sehingga kendala yang selama ini kita hadapi dapat teratasi,” kata Tommy.(TM-02)
Discussion about this post