Ambon, TM.- Proyek-proyek Dinas Pendidikan Maluku dikelola adik kakak dari Kepala dinas, Insun Sangadji. Insun pun dituding, DPRD Maluku terlibat dalam dugaan proyek survei yang kemudian disebut fiktif.
Dari data yang diungkap Ketua Komisi IV DPRD Maluku, Samson Atapary, terungkap adik Kadis Pendidikan mengerjakan proyek sekolah di Maluku Tenggara, dan Pulau Buru. Pekerjaannya semua bermasalah.
“Pekerjaannya bermasalah, dan itu menurut pihak sekolah dikerjakan adik kepala Dinas Pendidikan Maluku, Insun Sangadji. Pihak sekolah tak melapor, karena takut,” ungkap Samson beberapa waktu lalu.
Selain proyek tersebut, Kakak dari Insun Sangadji, juga ditunjuk sebagai penyedia makan minum untuk ratusan siswa SMA Siwalima. Proyek dengan nilai capai Rp5 miliar lebih ini, juga diduga tanpa tender.
Insun membenarkan, proyek itu tidak ditenderkan, karena waktu yang terbatas, sementara ratusan siswa harus mendapatkan pasokan makan dan minum.
Namun keterangan Insun ini dibantah sumber timesmaluku.com. Kata sumber ini, memang sudah dari awal direncanakan, pengadaan makan minum dikerjakan oleh kakak dari Insun Sangadji.
“Kalau bicara soal waktu, kenapa tendernya tidak dilakukan pada Desember tahun 2023 saja. Dibilang, ada dua perusahaan yang mundur, itu bohong. Coba bilang kadis, sebut perusahaan apa saja yang mundur,” ungkap sumber timesmaluku.com.
Sementara Insun Sangadji, kata Samson Atapary, bersama Kabag Umum Dinas Pendidikan, Yuspi Tuarita terlibat dugaan korupsi dana sebesar Rp700 juta.
Dana itu, kata Samson, hendaknya dipakai untuk membiayai program survei untuk mengukur pelayanan pendidikan. Anehnya proyek ini tanpa melalui tender, juga tidak dikerjakan.
Terhadap kasus ini, DPRD Maluku telah menyiapkan laporan ke pihak Direktorat Kriminal Khusus Polda Maluku, dan juga Kejaksaan Tinggi Maluku, untuk membuktikan secara hukum temuan para wakil rakyat. (TM-03)
Discussion about this post