Ambon, TM.- Kasus Covid-19 Maluku terus mengalami penambahan. Kota Ambon menjadi daerah yang memberikan kontribusi terbanyak. Peningkatan ini memantik naiknya angka akumulasi kasus di Maluku per kemarin mencapai 300 orang.
Selain Ambon, Aru juga menyumbangkan kasus terbesar. Kota Ambon per Rabu (7/7) bertambah kasus pasien aktif sebanyak 134 orang, sementara Aru mencapai 97 orang.
Berdasarkan rilis Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Maluku yang diterima Timesmaluku.com menyebutkan, Maluku Tengah bertambah 6 pasien, Seram Bagian Barat (SBB) 1 pasien, Buru Selatan (Bursel) 9 pasien, Maluku Tenggara (Malra) 32 pasien, Kota Tual 8 pasien, KKT sebanyak 11 pasien, dan Maluku Barat Daya (MBD) 2 pasien.
Baca: Jelang PPKM Dokter RST Tanya Insentif Pemerintah
Untuk t Kota Ambon sendiri, Pemerintah melakukan penambahan kapasitas tempat tidur (TT), baik pada RS Rujukan, maupun RS Lapangan. Penginapan hingga hotel sudah dipakai pemerintah.
Seperti, di RSUP dr. J Leimena menambah saat ini ada 100 kapasitas Tempat Tidur (TT) sebagai isolasi biasa, dan 10 TT untuk ICU isolasi. Sedangkan pada RSUD Haulussy, menambah kapasitas TT yang saat ini ada 47 TT isolasi biasa dan 3 TT ICU isolasi.
Sementara untuk RS Lapangan, yang mana Hotel Wijaya 1, 40 TT, ditambah Guest House HI, 34 TT dan Hotel Everbright 45 TT.
Dengan jumlah pasien saat ini pada RS Lapangan, yakni 34 pasien pada Hotel Wijaya 1, 25 pasien pada Guest House HI, dan 45 pasien pada Hotel Everbright.
Sementara itu, Pemerintah Kota Ambon resmi memberlakukan PPKM Mikro. Sejumlah tempat usaha seperti rumah kopi hanya diperbolehkan menyediakan tempat untuk 25 persen dari capacitas biasanya.
Sementara rumah makan hanya diperbolehkan pesan, tidak diperkenankan makan di tempat. Pantuan timesmaluku.com, Satgas Covid-19 Kota Ambon mulai melakukan pengetatan.
Baca: Wagub dan Keluarga Jalani Vaksinasi
Pengetatan dilakukan di perbatasan pintu masuk antar Kota Ambon dan Maluku Tengah. Ada sejumlah peraturan yang harus dilakukan warga dari daerah lain untuk masuk ke Kota Ambon.
Walikota Ambon, Richard Louhenapessy dalam konfrensi pers kemarin, juga memutuskan menutup sementara tempat ibadah selama PPKM Mikro berjalan.
Langkah Walikota Ambon ini memantik kritikan masyarakat. Mereka berpendapat, tak seharusnya tempat ibadah di tutup. Tempat ibadah bagian dari upaya warga mendekatkan diri pada Tuhan. (TM-01)
Discussion about this post