Ambon, TM.- Tudingan money politics dalam Pemilihan Rektor Universitas Pattimura dibantah. Semua proses dari awal hingga penetapan rektor terpilih, dinilai sudah demokratis, dan tanpa politik uang.
Hal ini ditegaskan Prof. Dr. F Leiwakabessy, Rektor Universitas Pattimura terpilih kepada sejumlah wartawan di Ruang Rapat Rektor, lantai 3 Gedung Rektorat Unpatti, Poka, Rabu (15/11).
Saat berikan penjelasan, Leiwakabessy didampingi Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan, Dr. Jantje Tjiptabudi, yang juga Ketua Panitia Pemilihan Rektor, Dekan Fakultas Hukum, Rory Akywen, Sekretaris Panitia Pamilihan, Dr. J Pagaya, Direktur Pasca Sarjana, Prof. Dr. Dominggus Molle.
Guru besar FISIP Unpatti ini mengatakan, semua proses yang menyangkut pemilihan Rektor Unpatti, semuanya berjalan sesuai mekanisme. Soal tudingan mahasiswa yang menyebut adanya dugaan suap sebesar Rp. 26 miliar, disebutnya hoax.
“Proses hingga masuk ke tahap pemilihan kemarin, itu butuh waktu yang sangat panjang. Dan semua tahapan sudah dilalui hasil analisa dan kajian oleh pihak Kementrian, termasuk soal jadwal pemilihan kemarin,” kata Leiwakabessy.
Menurut dia, tudingan politik uang dalam Pemilihan Rektor Unpatti saat demo di Kejaksaan Tinggi Maluku maupun Polda Maluku, adalah sebuah hipotesis, akibat tidak akuratnya informasi yanh diterima oleh para pendemo.
“Saya tidak mau membahasnya panjang lebar. Menurut saya itu hoax, karena faktanya prosea pemilihan kemarin berjalan sangat baik,” tegas Leiwakabessy.
Leiwakabessy mengatakan, aksi yang dilakukan mahasiswa tidak berdasar pada data yang akurat. “Mestinya mereka punya data yang akurat, sehingga tidak menimbulkan fitnah atau menyebarkan berita bohong. Karena itu bisa dipidana,”timpal dia.
Terkait tudingan keberadaannya bersama Rektor, Prof. Dr. M J Sapteno di Jakarta pada 29 Oktober 2023 sebelum adanya proses pemilihan, adalah tidak benar.
Leiwakabessy mengaku, terakhir melakukan perjalanan dinas ke Jakarta dalam rangka penandatanganan kerja sama, pada tanggal 21 Oktober 2023. Sekembali, bahkan pada tanggal 29 Oktober sesuai yang dituduhkan pendemo, dirinya justru berada di Ambon.
“Setelah tanggal 21 itu, saya stay di Ambon sampai waktu wawancara hingga pemilihan. Untuk itu, saya yakin mereka yang memilih saya, baik di Senat maupun Kementerian, itu melalui proses penilaian yang cukup panjang dan dari hasil kerja yang mungkin selama ini dinilai baik, sehingga pilihannya ke saya,” terang Leiwakabessy.
Terkait langkah hukum terhadap tudingan-tudingan tersebut, dirinya mengaku tidak akan diambil. Karena menurutnya, apa yang ditudingkan, tidak menyerangnyya selaku pribadi.
“Kalau menyerang pribadi, saya akan proses hukum. Tapi yang disuarakan menurut saya tidak menyerang pribadi saya, dan saya menganggap itu hoax,”tandasnya.(TM-01)
Discussion about this post