Ambon, TM.- Dalam rangka Dies Natalis ke-60 Universitas Pattimura Tahun 2023, melalui Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Pattimura menggelar kuliah umum bersama Prof. Dr. Fridus Steijlen dari Vrije Universiteit Amsterdam.
Kuliah umum dengan tema “Riset Multidisiplin: Tantangan dan Manfaat” ini berlangsung di Aula lantai II Gedung Rektorat Universitas Pattimura dan dihadiri Sivitas Akademika dan Tenaga Kependidikan dalam lingkungan Universitas Pattimura, pada Jumat (14/4).
Rilis Humas Unpatti Ambon yang diterima Timesmaluku.com Senin (17/4) menyebutkan, Wakil Rektor Universitas Pattimura, Dr. Jantje Tjiptabudy dalam sambutan mengatakan, kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan dari Dies Natalis ke-60 Universitas Pattimura Tahun 2023.
Tema yang diangkat dalam kuliah umum, sangatlah penting mengingat harus dikaji dari sisi mustidisiplin pada era digitalisasi. Yang mana diera kemajuan saat ini, tentunya setiap bidang ilmu harus memiliki nilai disiplin, agar dapat berkembang dengan baik.
“Jika dikaji dalam ilmu hukum, keadilan sangatlah penting untuk diterapkan, karena tanpa disadari, kita sedang menjaga kepastian hukum. Namun jika dikaji dari ilmu sosial, tentunya memiliki perkembangan yang sangat cepat. Hal ini dikarenakan adanya perubahan yang dilakukan oleh masyarakat pada umumnya,”tuturnya.
Pihaknya berharap, melalui kegiatan ini, semua peserta kedepannya dapat menjadi agen perubahan bukan hanya di lingkungan universitas saja, tetapi juga dilingkungan masyarakat.
Sementara itu, Prof. Fridus Steijlen dalam paparannya mengatakan, bahwa multi disiplin adalah cara pandang yang melibatkan dua disiplin, akademik untuk menyelesaikan suatu masalah tertentu secara bersama-sama melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat. Multi disiplin sendiri terjadi ketika individu atau tim dari berbagai disiplin ilmu, dapat bekerjasama.
Dalam berbagai kasus, lanjutnya, individu atau tim ini melakukan penelitian dan melaporkannya secara terpisah.
“Dalam hal ini, saya telah melakukan penelitian dikalangan pemuda Maluku di Belanda, bahwa gerakan politik Maluku di Belanda dan pembentukan pemuda kelompok pinggiran yang sesuai dengan metode, pedagogi dan penelitian, kriminologi, ilmu hukum, ilmu visual dan geografi sosial, pentingnya untuk mengembangkan disiplin diri, karena jika tidak demikian, maka akan hilang menjadi penelitian yang tidak jelas dan tidak dapat memberikan kontribusi yang nyata bagi orang lain,”katanya.
Dengan itu dirinya berharap, penelitian multi disiplin, dapat memperkaya dan memperdalam pengetahuan banyak orang.(TM-01)
Discussion about this post