Ambon, TM.- Minim fasilitas, ditambah tenaga guru yang tak loyal, membuat Pendidikan di Buru Selatan kian terpuruk. Murid akhirnya ajukan protes, karena guru tak kunjung hadir dikelas untuk mengajar.
Kondisi ini terjadi di SD Negeri 7, Desa Waehaolon, Leksula, Kabupaten Buru Seletan. Puluhan murid selalu hadir lebih awal. Hingga jam sekolah usai, guru tak kunjung hadir.
Kondisi ini berulang terus. Murid kecewa. Mereka marah. Berbekal beberapa lembar kertas, puluhan anak berseragam ini ajukan protes.
Baca Juga:
“Pendidikan kami kekurangan guru” dan “Guru tidak pernah hadir di sekolah kami. Kami hanya punya satu guru pembantu”. Tulisan ini mereka tulis sebagai bentuk protes terhadap kinerja guru yang jauh dari laik.
Dari informasi yang diperoleh dari warga setempat, proses belajar mengajar pada sekolah tersebut, jauh dari harapan. Keinginan siswa/i untuk belajar, menjadi anak-anak cerdas, pupus, disebabkan tidak adanya tenaga pengajar yang datang.
Ada sekitar 5 (lima) Guru berstatus ASN, termasuk Kepala Sekolah (Kepsek), jarang sekali, bahkan hampir tidak pernah hadir dalam sebulan. Padahal jarak sekolahtu dari perkotaan, Kecamatan Leksula, hanya 7 kilometer.
“Bahkan kadang, dalam seminggu Guru datang hanya sekali untuk bertatap muka dengan murid-muridnya,”ujar beberapa warga setempat.
Baca Juga:
Akibatnya, anak-anak di sekolah itu, hingga kini belum dapat mengenal huruf dan angka dengan baik.
“Untung ada satu Guru honor yang tinggal dikampung itu yang selalu ada dan mengajar anak-anak, bahkan tanpa dia dibayar,”kata warga.
Kondisi ini lanjut warga, sudah dikoordinasikan oleh Pemerintah Desa dibantu masyarakat, kepada Pemerintah Kabupaten, namun belum mendapat respon. (TM-01)
Discussion about this post