Ambon, TM.- Mahasiswa asal Kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT), EJ, mengaku dilecehkan oleh seorang driver mobil transportasi online di Kota Ambon. Tubuh bagian atasnya diremas oleh pria berinisial —.
Kasus ini terjadi pada Rabu (20/3/2024), dalam mobil yang ditumpangi korban. Saat itu sekira pukul 08.00 WIT, korban memesan mobil untuk menuju bandar Pattimura, Ambon, Maluku.
Korban yang dihubungi via telepon selulernya, pada Rabu malam, meminta dijemput sekitar Tugu Trikora, tepat depan Karoke Rajawali, Jalan DI Ponegoro, Urimessing, Ambon.
Setelah mobil yang dipesannya tiba, korbanpun naik dan duduk di bagian belakang Driver. Namun si sopir meminta korban untuk menempati kursi bagian depan yang sejajarnya dengannya.
“Sopirnya bilang, maju duduk didepan saja. Karena saya, lihat muka sudah orang tua, tidak terlintas pikiran negatif. Saya mau duduk di depan,” kata korban.
Saat mobil jalan, kata dia, belum jauh, baru sekitar 5 menit, tepat di lampu merah depan Kantor BCA, tiba-tiba sopir beralasan mau memasangkan seatbell.
“Disitu saya merasa curiga. Dan memang betul, dia tiba-tiba langsung pegang pa*** dara saya, lalu remas,” ujar korban.
Korban langsung memukul dan menampar pelaku. Dia meminta pelaku menghentikan mobilnya agar bisa turun. Pelaku kemudian menurunkan korban di tepi jalan sebelum kantor Kejaksaan Tinggi Maluku.
Sebelum turun, pelaku sempat meminta korban agar tidak melaporkan perbuatannya itu. Namun setelah berhasil turun, korban langsung memotret plat nomor mobil pelaku. Langkah korban rupanya u diketahui oleh pelaku. Pelaku terus membuntuti korban yang memilih naik Angkot ke arah Citra.
“Dia masih sempat tahan dan bilang agar saya tidak melapor. Saya hanya mengiyakan saja, agar saya bisa turun. Saya ambil barang dibagasi belakang, lalu foto plat nomor, dan itu dia lihat. Makanya dia ikuti saya,” ungkap korban.
Sambil menunggu Maxim di depan Citra, korban yang masih berdiri ditepi jalan dekat Toko Mebel itu, terlihat gemetar. Beberapa warga yang ada disekitar itu kemudian mendatangi korban dan menanyakan kondisinya.
“Namun pelaku tiba-tiba muncul seakan hendak mengalihkan pertanyaan beberapa warga itu, dengan kembali menawarkan agar korban mau diantarnya sampai ke Bandara. Namun saya tolak, disamping saya juga telah memesan Maxim lain,” ungkap korban.
Saat naik mobil Maxim yang telah dipesannya itu, korban kemudian menceritakan peristiwa pelecehan yang dilakukan Driver sebelumnya.
“Kemudian Driver Maxim ini bantu saya untuk melaporkan pelaku melalui aplikasi Maxim. Dan saya sudah terima balasannya, bahwa pihak Maxim akan memproses dia,”katanya.
Untuk proses hukum, korban mengatakan, masih menunggu ayahnya yang pada Rabu (20/3/2024) pagi, sementara dalam perjalanan dengan kapal menuju Dobo. Sehingga belum dapat berkomunimasi terkait peristiwa ini.
“Kalau yang di Ambon, saya punya keponakan, dia sudah tahu. Tapi papa, sementara dalam perjalanan ke Dobo dengan kapal, jadi belum tahu. Untuk proses hukum. Nanti dilihat, kerena saya posisi sekarang sudah di Makassar,” kata korban.
“Jadi hari ini (Rabu), saya itu mau barangkat ke Makassar jam 11 siang, karena kuliah di Makassar. Dan cek in itu jam 9 pagi, makanya beta pesan Maxim pertama itu jam 8 karena beta pikir jauh,” jelasnya.
Diketahui, sebelumnya korban telah mengupload peristiwa dugaan pelecehan itu ke akun FB pribadinya. Dalam akun itu, ditulis: “Info penting untuk basudara smua terkhusus area ambon yang pengguna maxim hati2 sama driver ini dengan plat mobil yg tertera karna pagi ini sekitar jam 8 pagi b sendiri mengalami pelecehan di dalam mobil jadi perhatian untuk basudara yg pesan maxim agar berhati2 supaya kejadian yg b alami jang sampe yg lain juga kena”.
Dari postingan itu, banyak komentar, bahkan ada yang mengatakan bahwa itu hoaks. Sehingga untuk membuktikan itu, korban kembali mengupload chat permintaan maaf dari pelaku yang kemudian meminta agar korban menghapus postingannya itu.
Permintaan pelaku itu lantaran pelaku juga menerima postingan yang diupload oleh korban itu. Sehingga pelaku kemudian mengirimkan pesan melalui mesenger untuk meminta maaf dan meminta agar korban menghapus postingan tersebut. Tetapi korban menolak.
“Tujuan saya, supaya tidak ada lagi korban seperti yang beta alami,”tegasnya.(TM-01)
Discussion about this post