Ambon, TM.- Aksi pemblokiran jalan Trans Seram kembali terjadi di Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB). Aksi ini dilakukan sebagian warga Hatusua, yang dirumahkan PT SIM.
Aksi ini dilakukan pada, Jumat(30/8/2024) sekira pukul 10.30 Wit di jalan l Desa Hatusua, Kecamatan Kairatu. Aksi pemalangan jalan terjadi di beberapa tempat yaitu di ujung Kampung Antara Desa Hatusua dengan Waihatu, di tengah Kampung dan ujung Kampung Hatusua.
Informasi timesmaluku.com, unjuk rasa terjadi akibat ketidakpuasan Masyarakat Desa Hatusua yang bekerja di PT SIM ( spice island Maluku) di rumahkan sejak tanggal 16 Agustus 2024.
Para pekerja ini dirumahkan, akibat adanya permasalahan lahan antar Desa Nuruwe dengan Desa Waisamu dan Desa Kawa.
“Sebagian masyarakat Desa Hatusua tidak menerima dengan adanya keputusan dari Pihak PT SIM, yang mengatakan bila ada permasalahan dalam perusahaan maka seluruh Karyawan baik di Desa Hatusua, Nuruwe dan Desa Kawa akan di rumahkan,” kata salah seorang warga dikutip dari laporan aparat keamanan yang berjaga disana.
Masyarakat Desa Hatusua yang di rumahkan, kata sumber ini, meminta kepada Pemda Seram Bagian Barat berkoordinasi dengan PT SIM agar Masyarakat Desa Hatusua tidak dilibatkan bila ada permasalahan mengenai permasalahan lahan.
Pada pukul 11.10 Wit Kepala Desa Hatusua beserta staf Desa, memberikan himbauan kepada Masyarakat Desa Hatusua agar Pemalangan jalan segera di buka. Kepala Desa berjanji akan segera menyelesaikan permasalah ini agar Karyawan yang ada di Desa Hatusua bisa kembali bekerja.
Pemalangan jalan dibuka pada pukul 11.30 Wit oleh Kepala Desa beserta staf.(TM-02)
Discussion about this post