Ambon, TM.- Pemerintah melalui Tim Gubernur Percepatan untuk Pembangunan (TGPP) Provinsi Maluku, akan melakukan ekspansi pasar dengan tidak bergantung pada satu pasar ekspor tujuan Ikan Tuna. Pasar baru akan dicari, namun disisi lain peningkatan stok Tuna juga mesti diperhatikan.
Hal ini terungkap dalam rapat evaluasi yang dipimpin Hadi Basalamah dari TGPP, bersama Staf Ahli Gubernur Maluku Bidang Pembangunan, Ekonomi dan Keuangan Margaretha Samson, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Maluku, Elvis Pattiselano, Kadis Kelautan dan Perikanan, Abdul Haris, Kadis Koperasi dan UMKM, Nasir Kilkoda, GM. PT. Garuda Indonesia Cabang Ambon dan para eksportir.
Rapat berlangsung pada, Jumat (7/5) di ruang rapat lantai II kantor Gubernur Maluku. Dalam rapat itu, juga dibicarakan terkait percepatan Perjanjian Kerjasama (MoU) ekspor Tuna langsung dari Ambon ke Narita Jepang dengan PT. Garuda Indonesia.
Percepatan kerjasama itu, bertujuan untuk memacu ekspor Tuna asal laut Maluku ke negara tujuan, mengingat tuna merupakan salah satu jenis ikan yang paling digemari di mancanegara seperti, Jepang, yang hingga saat ini masih merupakan konsumen utama ikan Tuna asal Indonesia.
Pada kesempatan itu, Kadis Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) Maluku Elvis Pattiselano menjelaskan, tipe ekspor yang saat ini dipakai untuk mengekspor adalah Direct Exporting (Ekspor langsung). Tujuannya untuk memperluas bisnis secara internasional. Tahapannya, dari penjualan ke pelanggan, baik ke distributor maupun ke pemakai akhir yang berada di luar negara.
“Sekarang yang kita jalani di Maluku adalah Direct Exporting. Artinya semua dokumen ekspor itu di Maluku. Tidak ada yang tercatat dari luar Maluku. Jadi mau rute Ambon – Makassar – Jakarta – Narita, tetap tercatat di Maluku. Begitu pula rute Ambon – Manado – Narita, itu tetap juga tercatat sebagai devisa ekspor bagi Maluku,” katanya.
Elvis membenarkan, dengan adanya Garuda Cargo khusus, ekspor Maluku pada triwulan/kuartal pertama tahun ini cukup signifikan. Tercatat, Januari hingga April 2021, Maluku ekspor tuna Maluku mencapai 8,9 juta USD.
“Kuartal pertama Januari-Maret itu mencapai 4 sekian juta USD. Dan di bulan April saja sekitar 3 sekian juta USD. Kenaikannya cukup signifikan. Ini karena pada bulan Apil, PT. Peduli Laut Maluku melakukan kontrak dengan Garuda selama sebulan, dan setiap hari Rabu dikirim, sekitar 13 sampai 16 ton,” jelasnya.
Meski begitu, stok ikan Tuna tidak serta merta selalu tersedia. Pergantian musim atau bulan, diyakini memberikan perbedaan signifikan terhadap jumlah tangkapan. Hal ini, tentunya berdampak atas ketersediaan jumlah stok.
“Masuk Juni mulai turun hingga beberapa bulan kedepan. Nanti pada bulan September akhir setelah itu baru ada lagi Tuna,” kata Elvis.
Sementara itu, Ketua TGPP Maluku, Hadi Basalama menyampaikan lima poin kesimpulan pada rapat evaluasi. Kesimpulan tersebut, tentunya untuk mendukung percepatan ekspor Provinsi Maluku di sektor perikanan, yang trade marknya sudah diberikan sebagai Lumbung Ikan Nasional (LIN).
Menurut dia, diperlukan akselerasi antara pemerintah dengan stakeholder terkait yakni, pertama, ekspor yang bersifat langsung ke negara tujuan ekspor.
Pemerintah pun akan menyediakan infrastruktur yang berkaitan dengan penerbangan kargo. Kedua, komitmen suplai dari pelaku ekspor. Salah satu contoh, PT. Peduli Laut Maluku yang memiliki komitmen untuk mengembangkan bisnis di Maluku.
Perusahaan-perusahaan perikanan seperti inilah yang akan mensuport untuk memenuhi kapasitas. Dalam artian, ketersediaan stok Tuna tidak boleh dibawah 12 ton. Ketiga, dari sisi produksi mengenai kualitas dari ikan tangkapan.
“Potensinya 100 persen ternyata hanya 5 persen yang bisa berpotensi running. Maka yang diperlukan dari perikanan adalah satu standarisasi produk, sehingga quality control yang bisa disuport itu, paling tidak 50 persen bisa men-take over untuk kita pasarkan ke luar negeri. Dan perlu juga ada infrastruktur pendukungnya,” ujar Hadi.
Keempat, lanjut Hadi, TGPP akan membuat pertemuan lagi untuk mengkaji dari sisi market. Dengan begitu, Maluku tidak hanya bergantung pada satu negara tujuan ekspor saja. Atas dasar ini, pihaknya akan mencari pasar baru yang ada market opurtunitynya.
“Untuk itu kami berharap dari Dinas Perindag untuk melakukan komunikasi dengan importir, melalui market intelegent survei. minta inquerinya (Permintaan dari pembeli atas barang). Dan kelima, TGPP akan mengkaji lagi secara detail, konprehensif berkaitan dengan kualiti kontrol,” tutup Hadi.
Sebagaimana diketahui, pada 6 Januari 2021 lalu, untuk pertama kalinya Maluku mengekspor ikan tuna dengan penerbangan langsung ke Jepang menggunakan pesawat khusus cargo Citilink (Group Garuda Indonesia).
Ekspor komoditi ikan tuna langsung ke Jepang, setelah adanya pertemuan antara Gubernur Maluku Murad Ismail dengan Direktur Utama PT Garuda Indonesia, yang kemudian ditindaklanjuti oleh Direktur Wilayah Timur di Makassar dengan menandatangani kesepakatan, sehingga Garuda Indonesia mengoperasikan penerbangan dengan cargo khusus dari Ambon ke Bandara Narita – Jepang melalui Manado.(TM-01)
Discussion about this post