Ambon, TM – Setelah setahun menjalankan roda pemerintaha, untuk pertama kalinya. Gubernur Maluku Murad Ismail di demo. Puluhan elemen pemuda dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Ambon dan Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Ambon, dibantu Casis yang gagal. melakukan aksi demo di kantor Gubernur Maluku, Jumat (19/6).
Aksi ratusan mahasiswa dan Casis yang dikoordinir oleh Muhammad Rumakevin dilakukan sejak pukul 10.30 wit di depan pagar Kantor Gubernur Maluku. Pendemo menuntut Murad Ismail menemui mereka. Aksi ratusan mahasiswa ini diluar pagar kantor Gubernur sekitar kurang lebih 1 jam.
Salah satu tuntutan massa, adalah menolak pemberlakukan PSBB di Ambon. Aksi mereka, sekitar pukul 12.30 wit. Sekda Maluku yang juga selaku ketua harian gugus tugas percepatan covid-19, Kasrul Selang, menemui para pendemo di depan pagar. Dia meminta bertemu 20 orang dari massa. Namun ditolak. Pendemo bersikeras untuk bertemu Gubernur Maluku.
Setelah dilakukan negosiasi, seluruh pendemo diizinkan masuk ke halaman depan lobi kantor Gubernur Maluku untuk menyampaikan aspirasinya. Mereka di kawal ratusan personil Polresta Pulau Ambon dan Pp Lease. Pendemo diizinkan masuk dengan memeriksa suhu oleh satpol PP.
Di depan Sekda Maluku Kasrul Selang, Kepala BPBD Hendri Far Far, pendemo menuntut agar pemerintah provinsi Maluku transparan penggunaan anggaran covid dan proses pemulangan para Casis yang tak lolos masuk prajurit TNI-AD. “Kasih pulang Katong Jua. Kita ini harus mengurus surat-surat yang lain lagi,” teriak casis.
Mereka ingin kembali ke daerah asal. Casis mengeluhkan biaya hidup selama belum dipulangkan. Mereka mengaku, kesulitan. Sementara pemerintah tidak menaruh perhatian. Kasrul merespon keluhan anak-anak belasan tahun ini. Koordinasi sudah dilakukan dengan kabupaten tujuan, namun masih ditolak pemerintah setempat.
“Kita tidak ada menyusakhan kalian. Kita pengen yang terbaik. Kita koordinasi di kabupaten kalau mereka sudah siap kita pulangkan. Nah untuk Aru ini kita lagi komunikasi kalau sudah siap tempat karantina buat kalian kita pulangkan. Kita ingin yang terbaik jangan sampai ketika pulang bawa lagi virus ke kampung ada keluarga di sana. Jadi kasih waktu. Kita semua ingin terbaik. Pengalaman kemarin kita pulang ke Buru dan MBD kan kita rapid ternyata ada yang reaktif dan di swab positif kita tahan dan sudah kita karantina. Ini yang tidak mau. Kita ingin terbaik,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua GMKI cabang Ambon, Almindes Falentino Syauta menyoroti soal transparansi anggaran covid-19. “Soal anggaran covid ini agar ada transparansi. Maksud dan kerhadiran kami disini adalah yang pertama adalah tekait dengan tuntutan teman-teman Casis. Dan ini soal transparansi anggaran. Karena itu kami ingin pa gubernur hadir. Sesuai kesepakatan bersama kami inginkan pa gubernur hadir disini,” ujarnya.
Sama halnya dengan Ahmad Rumadaul pejabat ketum HMI Cabang Ambon. Ahmad meminta Gubernur Maluku langsung menyikapi dan menemui mereka. “Kami ingin pa Gubernur hadir. Jika tidak, kami pastikan kembali untuk jilid II dan jilid-jilid,” tandasnya.
Mereka menilai banyak kebijakan pemerintah, justeru menyulitkan masyarakat bawah. “Sangat mendiskreditkan masyarakat bawah. Karena itu pa gubernur harus ke tempat ini. Kita akan kembali,” tandasnya. Sekitar pukul 13.35 wit, pendemo memilih membubarkan diri dari kantor Gubernur. Mereka pergi, dan berjanji kembali lagi.
Aksi ini dikawal sebanyak 100 personil Polresta Pulau Ambon dan Pp Lease, dikerahkan melakukan pengamanan aksi demo tersebut dipimpin langsung oleh Kapolresta Pulau Ambon dan Pp Lease, Kombes Pol Leo N Simatupang.
“Kita kerahkan 100 personil untuk amankan dan kawal aksi ini,” ujarnya. (TM01)
Discussion about this post