Ambon, TM.- Anggota Komisi IV DPR RI Dapil Maluku, Saadiah Uluputty menyebut, Petani di Maluku kesulitan akses untuk mendapatkan modal dan infrastruktur.
Dalam rilisnya yang diterima Timesmaluku.com, Kamis (9/9/2021), Uluputty mengaku, para Petani harus mencari modal dengan cara lain. Padahal, ada beberapa intervensi anggaran yang dialokasikan Kementerian Pertanian RI untuk program Petani.
Akibatnya, banyak dari mereka yang masih hidup dibawah garis kemiskinan. Saat menghadiri Bimtek peningkatan produksi padi di Aula STIKes Maluku Husada, Kairatu, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), Rabu (8/9/2021) kemarin, Uluputty mengaku, hal itu sudah menjadi keluhan diberbagai daerah.
Baca Juga:
“Ketika kami berkunjung (Reses) ke daerah pertanian, beberapa masukan yang sering disampaikan adalah kurangnya akses infrastruktur, permodalan, pengetahuan teknologi tepat guna dan bantuan pembibitan,”sebutnya.
Selain itu, saat pertemuan dengan 19 kelompok Tani di Waimital, Kabupaten SBB beberapa waktu lalu, beberapa persoalan lain disampaikan, seperti persoalan irigasi dan pupuk. Bahkan untuk mendapatkan pupuk, para Petani diharuskan merampungkan data diri terbaru berdasarkan Kartu Tani.
“Tapi setelah itu, pupuk yang diperoleh tidak sesuai dengan luasan lahan pertanian yang digarap Petani. Sementara kita berharap bantuan dari Pemerintah bisa dioptimalkan dengan baik oleh Petani,”cetusnya.
Terkait dengan itu, Uluputty berpendapat, salah satunya penyebabnya adalah tidak adanya Bimtek. Sementara pelaksanaan Bimtek perlu dilakukan sebelum bantuan diberikan kepada Petani.
“Karena melalui Bimtek, persoalan yang sedang dihadapi Petani bisa diselesaikan secara bertahap, salah satunya melalui bantuan dimaksud,”tuturnya.
Sebenarnya, lanjut Uluputty, ada beberapa daerah di Maluku yang memiliki potensi pertanian, seperti di Kabupaten SBB, Maluku Tengah, Buru, SBT dan daerah transmigrasi yang masyarakatnya didominasi para petani dengan daerahnya merupakan tanaman pangan. Olehnya itu, diperlukan orientasi kebijakan.
Baca Juga:
Saat ini, kata dia, pembangunan di sektor pertanian masih belum menjangkau para petani kecil. Dilakukannya orientasi kebijakan itu adalah kebutuhan pangan lokal kita di Maluku bisa terpenuhi dari produktifitas hasil. Dan ini menjadi ekspektasi kepada kita semua, baik kepada anggota DPRD-nya, pemerintah pusatnya, dan pemrov/pemkab.
“Agar bisa bersinergi dengan masyarakat untuk menyelesaikan persoalan masyarakat. Karena akan menjadi satu nilai peningkatan kesejahteraan yang berdampak luas dan berkelanjutan,”katanya.
Usai menghadiri Bimtek, Uluputty dan pimpinan, staff Ditjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian RI, Dinas pertanian Provinsi Maluku, BPTP-BPTPH, Dinas Pertanian Kabupaten SBB dan pimpinan/jajaran STIKes Maluku Husada, melaksanakan panen di persawahan Desa Waimital (Gemba), Kabupaten SBB. (TM-01)
Discussion about this post