Ambon, TM.- Wali kota Ambon, Richard Louhenapessy, menyampaikan pidato terakhir dalam Paripurna Istimewa DPRD Kota Ambon dalam rangka perayaan HUT Kota Ambon ke 446 Tahun. Tahun depan politisi Golkar ini akan menyelesaikan masa kerjanya selama dua periode sebagai Walikota Ambon.
Paripurna Istimewa berlangsung secara Virtual, di Ruang Paripurna Utama DPRD Kota Ambon, Belakang Soya, Senin (6/9/2021) itu, dihadiri seluruh Anggota DPRD Kota Ambon. Dalam pidatonya Walikota mengakui, bahwa diusia 446 saat ini, masih terasa berbeda dengan perayaan-perayaan HUT sebelum Tahun 2020.
Menurut dia, pandemi memberikan dampak yang sangat besar, tidak hanya pada sektor kesehatan, tetapi semua sendi kehidupan masyarakat.
“Pandemi juga membuat anak-anak tidak dapat belajar tatap muka, banyak karyawan di PHK dan kehilangan mata pencaharian, banyak pengusaha menghentikan usahanya dan kehidupan masyarakat semakin sulit. Tapi apapun keadaanynya, jangan hilang harapan, percaya, pandemi ini pasti berlalu,” kata dia.
Sesuai data Tim Gugus Tugas Kota Ambon, terhitung sampai Tanggal 2 September 2021, jumlah warga Kota Ambon yang terkonfirmasi positif covid-19 sebanyak 8.807 orang, dengan angka kesembuhan 97,49 persen atau 8.586 orang. Sementara 57 orang dalam perawatan, dan 164 orang meninggal. Baik warga maupun tenaga medis.
“Dalam lembaran sejarah Kota ini, situasi sulit pernah kita lalui, dua dekade saat Kota ini dilanda konflik bernuansa SARA, saat itu, para Ahli berpendapat, mustahil Ambon bisa kembali. Namun atas pertolongan Tuhan, Ambon dapat kembali dari keterpurukan, bahkan lebih tinggi dan dikenal dunia bukan karena konflik,”tuturnya.
Dengan itu dia percaya, kota ini akan bangkit lagi semakin kuat dan semakin tangguh dalam menghadapi tantangan ke depan.
Selain itu, Kota Ambon diusia 446 ditengah pandemi saat ini, telah merubah perilaku hidup masyarakat, yakni diantaranya, muncul gaya hidup baru yang mana melakukan segala aktifitas dari rumah. Dan kebutuhan masyarakat berubah, yaitu aktualisasi diri kedasar piramida, makan dan kesehatan. Dan lainnya yang dilakukan masyarakat semasa pandemi.
“Selain itu, advokasi meniru masyarakat dalam meningkatkan kesadaran untuk melakukan vaksin cukup tinggi, sampai 4 September, 60,9 persen warga Kota Ambon yang telah divaksin,”ujarnya.
Dalam situasi ini, kata dia, berdampak pada perekonomian secara nasional, termasuk Kota Ambon. Tahun 2020, perekonomian Kota Ambon mengalami tekanan. Pertumbuhannya mengalami kontraksi dan hanya bertumbuh -1,95 persen.
Meski demikian, tekanan covid tidak berpengaruh pada laju inflasi yang masih terkendali, tercatat 2020 sebesar 0,06 persen, ini lebih rendah dibandingkan 2019 yang mencapai 2,06 persen.
“Dalam situasi ini, Pemerintah tidak diam. Pemkot terus mendistribusikan bantuan progtam keluarga harapan bagi 7.014 keluarga penerima manfaat. Program Sembako 5.535 keluarga, bantuan sosial tunai bagi 7.822 keluarga penerima manfaat. Dan BLT kepada 4.502 keluarga penerima manfaat,”jelasnya.
Dia menambahkan, selain itu, indeks pembangunan manusia (IPM) Kota Ambon meningkat sebesar 80,84. Angkah ini meningkat dibandingkan 2019 80,81.
“Angka 2020 menurut BPS masuk dalam kualifikasi sangat tinggi. Dengan angka harapan hidup mencapai 70,38 Tahun,”ujarnya. (TM-01)
Discussion about this post