Ambon, TM.- Tidak ada penganiayaan yang dilakukan terhadap Estepanus Timisela, pria tua berusia 66 tahun di Wassu, Kecamatan Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah. Estepanus justru yang menebar ancaman dengan menggunakan parang, saat teler.
Fredy Salakory, Raja Negeri Wassu, menegaskan dirinya tidak pernah menganiaya Estepanus. Dia hanya datang melerai, karena ada warga melapor, kalau ada keributan yang dipantik oleh Estepanus sendiri.
Sebelumnya Estepanus melapor ke Polresta Pulau Ambon dan PP Lease, kalau dirinya dianiaya oleh sejumlah warga, termasuk Fredy Salakory. Akibat penganiayaan itu, Estepanus mengaku menjalani perawatan medis hingga divisum di Rumah Sakit Bayangkara Tantui, Ambon.
Salakory kepada Wartawan, di Ambon, Senin (6/11) mengatakan, tuduhan yang dialamatkan korban kepadanya, adalah fitnah. Dia tidak sekalipun menyentuh korban apalagi melakukan pemukulan saat peristiwa itu.
“Saya memang ada di TKP, tapi itu setelah mengetahui ada keributan. Saya dan beberapa warga ada kerja di rumah Bendahara Negeri. Tiba-tiba lihat orang ramai-ramai lari, kemudian saya tanya, mereka menyampaikan bapa Estepanus Timisela mabuk lalu ribut, dengan memegang parang di jalan”,”ujar Salakory menirukan jawaban warga kepadanya saat itu.
Fredy lalu menuju TKP, di jalan bertemu dengan salah satu Terlapor, Abson Timisela, yang memang pada saat itu, sedang memegang kayu dan parang. Sesampainya di TKP, Salakory mengaku, korban telah dianiaya atau pukul.
“Saya berniat melerai, tapi karena sudah kacau, saya mundur. Saya bilang ke korban, kamu itu ribut dalam negeri, bikin malu-malu saja. Itu saja yang saya katakan,” ungkap Fredy.
Fredy menghubungi Kapolsek setempat untuk menyampaikan peristiwa yang terjadi di Wassu, sekaligus meminta agar dapat diturunkan personil ke TKP.
“Kapolsek sampaikan nanti besok (Senin) baru mereka turun. Pas turun, Senin pagi itu, a Estepanus Timisela sudah menuju Ambon, dan melaporkan peristiwa itu di Polresta Pulau Ambon,”jelasnya.
Fredy mengaku siap memenuhi panggilan polisi nantinya, dia sudah ke Polresta untuk mengklarifikasi terkait laporan yang membawa-bawa namanya.
“Dan kalau dipanggil lagi, saya bersedia, karena saya juga harus menjelaskan peristiwa yang terjadi,”kata Fredy.
Raja Wassu ini juga membantah keterlibatan Elisa Timisela dalam kasus ini. Pasalnya saat peristiwa penganiayaan itu terjadi, Elisa sedang berada di rumah Fredy.
“Johan Salakory (23) juga tidak ada di tempat kejadian. Yang katanya sedang bersama-sama dia, itu juga tidak benar,”katanya.
Dia menduga, laporan yang menyeret namanya, ada kaitan dengan rencana pelantikan adat dirinya selaku Raja Negeri Wassu, pada tanggal 29 November 2023 nanti.(TM-01)
Discussion about this post