Ambon, TM.- Dokter ahli bedah di Maluku masih kurang, dibanding pasien yang harus dilayani. Kualitas sumberdaya manusia para ahli ini juga masih harus dtingkatkan, termasuk para dokter umum.
Masih minimnya dokter ahli bedah, ditambah rendahnya kualitas SDM dalam bidang Ilmu Bedah, para Ahli Bedah di Maluku menggelar Simposium tentang Ilmu Bedah.
Kegiatan berlangsung di Swisbell Hotel Ambon, Jumat (30/6). Simposium yang digelar Persatuan Ahli Bedah Indonesia (PABI) dihadiri 273 orang dokter, terdiri dari ahli bedah dan juga Dokter Umum dari seluruh Kabupaten/Kota di Maluku.
Symposium menghadirikan lima narasumber, Doktor dokter Suhartono yang memaparkan materi tentang Perkembangan Bedah Vaskuler dan Ulkus Diabetik.
Lalu ada Prof. dr. Aryono D Pusponegoro yang memberikan materi Trauma Abdomen. Dokter Caesar Khairul Wallad, membawa materinya Mengenal dan Merubah Paradigma dari Trauma Urethra.
Dokter I Nengah Kuning, memberi pengetahuan tentang Manajemen Burn Trauma, sementara Prof. dr. Ahmad Faried menyampaikan materi Manajemen Tekanan Tinggi Intrakranial pada Cedera Otak Traumatik.
Dokter Jecky Tuamelly yang juga Ahli Bedah pada RSUD Haulussy Kudamati, Ambon, kepada wartawan, mengaku SDM dibidang Ilmu Bedah, masih kurang. Pemaparan materi dari lima narasumber, diharapkan bisa mendongkrak kapasitas para Ahli Beda maupun dokter umum.
“Kita juga sedang mengupayakan membuka Prodi Bedah di Fakultas Kedokteran Unpatti, agar Dokter-dokter yang lulus nanti, tidak perlu sekolah diluar lagi. Dan itu tujuan utama kita,” ujarnya.
Ketua Perhimpunan Ahli Bedah Indonesia (PABI), dr. Tjahjo Winantyo yang hadir di Ambon, Maluku berharap, melalui Simposium ini, bisa menambah wawasan para Dokter Ahli Bedah maupun Dokter Umum di daerah terpencil.
Dengan begitu, kata Winantyo, mereka bisa melakukan penanganan atau mengambil langkah terhadap pasien yang ada di daerah yang terkendala transportasi. Dan untuk menuju ke center, mereka telah memiliki wawasan melalui Simposium ini.
“Dan nantinya, saya akan mengupayakan seluruh PABI di Indonesia, agar membuka hootline bagi seluruh Dokter Puskesmas dimanapun, terutama daerah terpencil. Dimana mereka ada kesulitan apapun terkait penanganan terhadap pasien, bisa memperingan dari komunikasi yang dilakukan, disitu dapat diberikan jalan bagi mereka dalam kondisi yang berbeda,” kata dia.
PABI Pusat juga memikirkan terkait distribusi Dokter-dokter Bedah diseluruh wilayah Indonesia, agar tidak ada lagi kendala seperti yang dialami di daerah-daerah terpencil.(TM-01)
Discussion about this post