AMBON, TM. – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Namrole, Kecamatan Namrole, Kabupaten Buru Selatan, masih menghadapi kendala serius akibat kurangnya tenaga dokter spesialis.
Masalah ini menyebabkan pasien dari daerah tersebut sering kali dirujuk ke RSUD Namlea atau Ambon untuk mendapatkan penanganan medis yang lebih optimal. Kondisi ini diungkapkan oleh salah satu pegawai RSUD Namrole yang enggan disebutkan namanya, Senin (16/12/2024).
Menurutnya, saat ini RSUD Namrole hanya memiliki dua dokter spesialis, yaitu dokter bedah dan dokter spesialis anak. Namun, dokter spesialis anak dikabarkan akan dimutasi ke tempat lain pada akhir 2024.
“Kekurangan tenaga dokter spesialis menjadi kendala utama RSUD Namrole, sehingga banyak pasien harus dirujuk keluar daerah untuk pengobatan,” jelasnya.
Pemda diharapkan segera mengambil langkah konkret untuk mendatangkan dokter spesialis demi meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat.
“Pemenuhan kebutuhan dokter spesialis di RSUD Namrole harus menjadi prioritas Pemda. Ini demi meringankan masyarakat, terutama mereka yang kurang mampu, agar tidak terbebani biaya tambahan saat harus berobat ke luar daerah,” tambahnya.
Menurut tenaga medis ini, Pasien yang dirujuk ke Ambon atau Namlea membutuhkan biaya transportasi dan pengobatan yang lebih besar, yang sering kali menjadi beban bagi masyarakat kurang mampu. Hal ini menambah urgensi untuk meningkatkan layanan kesehatan di RSUD Namrole.
Masyarakat berharap kepada Bupati dan Wakil Bupati Buru Selatan yang baru saja terpilih pada Pilkada 27 November 2024 untuk memberikan perhatian lebih terhadap persoalan ini.
Ketersediaan dokter spesialis di RSUD Namrole harus menjadi prioritas agar pelayanan kesehatan bisa merata di seluruh wilayah.
Kabupaten Buru Selatan, yang dikenal dengan semboyan Lolik Lalen Fedak Fena, memerlukan komitmen bersama dari Pemda dan pemangku kepentingan lainnya untuk menyelesaikan persoalan tenaga medis ini demi kesejahteraan masyarakat setempat.
“Kami berharap Pemda serius menangani masalah ini dan segera mendatangkan dokter spesialis agar masyarakat tidak lagi harus berobat jauh dari kampung halaman,” pungkasnya.
Maraden Hukunala, warga Bursel mengungkapkan bahwa RSUD Namrole bukan saja kekurangan tenaga Dokter spesialis, tapi juga kekurangan obat-obatan.
“RSUD Namrole juga harus menyediakan alat rongsen untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di daerah itu,”tambah dia.
Masyarakat, kata dia, yang menggunakan kartu BPJS Kesehatan, kesulitan mendapatkan obat-obatan di RSUD terkait. Persoalan ini harus menjadi perhatian Pemerintah Kabupaten Bursel.
“Kurangnya obat-obatan itulah, membuat masyarakat yang berobat di RSUD tersebut, terpaksa harus membeli obat di luar,” tambah Hukunala.(TM-04)
Discussion about this post