AMBON, TM.— Dana pembangunan Masjid IAIN Ambon, baru terkumpul Rp2.025.000.000, dan sudah terpakai. Bukan Rp8 miliar seperti yang diberitakan. Dana tersebut bersumber dari beberapa pihak, termasuk Pemerintah Provinsi Maluku dalam bentuk hibah.
Hal ini disampaikan Ketua Panitia Pembangunan Masjid sekaligus Kepala Biro AUAK Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ambon, Jamaludin Bugis, membantah pemberitaan timesmaluku.com, dengan judul “Habiskan Rp8 M, Proyek Masjid IAIN Ambon Mangkrak”.
Bugis merincikan, dana tersebut bersumber dari bantuan Pemda Provinsi Maluku senilai Rp1.250.000.000, yang diberikan dua tahap. Tahap pertama diberikan tahun 2021 senilai Rp 250 juta, dan tahap kedua pada tahun 2022 senilai Rp1 miliar.
Bantuan dari BTN senilai Rp100 juta. Bantuan dari Anggota DPR-RI Dapil Maluku, Hendrik Lewerissa senilai Rp100 juta, bantuan dari Pemda Kota Ambon senilai Rp100 juta, dan sumbangan dosen dan pegawai sejak awal pembangunan sampai saat ini senilai Rp475 juta.
Dengan demikian, total anggaran yang terkumpul sejak awal pembangunan sampai saat ini berjumlah Rp. 2.025.000.000, bukan Rp8 miliar sebagaimana diungkapkan sumber-sumber dalam pemberitaan.
Anggaran ini, kata dia, dipakai untuk pembangunan dari awal hingga saat ini. Mulai dari perencanaan, penggalian, pembuatan dan pengecoran pondasi, pembuatan dan pengecoran tiang-tiang slop.
Selain itu, lanjut Bugis, pembuatan dak dan pengecoran lantai 1, 2 dan lantai 3 sebagai penahan rangka atap dan kubbah masjid, ditambah biaya tukang dan pekerja.
“Semua kita kerjakan dengan laporan rutin kepada para pimpinan. Jadi, tidak asal kerja seperti dibilang,” tegas dia.
Informan yang memberikan informasi dalam pemberitaan tersebut, kata Bugis, sangat menyesatkan, yang telah merugikan Karo selaku panitia, Rektor serta IAIN Ambon sebagai perguruan tinggi di mata publik. Karena, informasi narasumber tersebut tidak benar, sehingga dapat menyesatkan para pembaca.
Tiga hal tersebut, jumlah anggaran yang telah dipakai Rp8 miliar. Sedangkan anggaran yang terkumpul baru Rp2.025.000.000. Artinya, informasinya tidak benar. Sumbernya berbohong kepada wartawan.
Kedua, disebutkan adanya bantuan dari Anggota DPD-RI Nono Sampono. Sementara, Nono Sampono sejak berkunjung ke IAIN Ambon tahun lalu, sampai kini tidak memberikan bantuan 1 sen pun kepada pembangunan masjid IAIN Ambon.
Bugis mengakui, pihaknya pernah mengajukan permohonan bantuan kepada Nono Sampono, selaku Anggota DPD RI Dapil Maluku, namun, hingga berganti tahun, bantuan dari Nono Sampono tak kunjung dikonfirmasi kepada mereka.
“Betul, bahwa dulu kita layangkan surat untuk minta bantuan kepada anggota DPD RI, Nono Sampono, tapi sampai saat ini, juga belum pernah beliau merespon atau memberikan bantuan 1 sen pun kepada kami,” tegas Jamaludin.
Ketiga, tambah Bugis, disebutkan adanya bantuan dari Forum Alumni IAIN Ambon. Secara tegas, dia mengaku tidak pernah menerima bantuan 1 sen pun dari Forum Alumni, sejak masjid dibangun sampai saat ini, sebagaimana diberitakan. Kalau ada alumni merasa pernah menyumbang, silahkan tanya ke Ketua Alumni saudara Manan Latuconsina.
“Isu yang diberitakan ini tidak benar. Saya sampaikan kepada masyarakat Maluku bahwa informasi yang dimuat di media tersebut tidak benar. Saya siap bertanggungjawab. Informasi ini mencemarkan kami selaku panitia, dan IAIN Ambon sebagai institusi, serta Pak Rektor, karena nama Pak Rektor disebutkan dalam berita.”
Padahal, kata Bugis, Rektor terus berupaya mencari dukungan bantuan dari berbagai pihak, agar masjid tersebut dapat diselesaikan pembangunannya dalam waktu yang tidak lama.
Terkait pembongkaran dan pembangunan masjid baru, Jamaludin menguraikan, diawali dari kondisi masjid saat itu. Di mana, beberapa sudut masjid telah mengalami keretakan akibat gempa yang melanda Kota Ambon. Kedua, bahwa daya tampung masjid tersebut tidak lagi refresentatif untuk seluruh warga kampus.
“Dibongkar dan dibangun baru itu sudah melewati berbagai pertimbangan. Mulai dari rapat bersama pimpinan. Diskusi dengan para tokoh kampus. Melihat estetika masjid dengan bangunan lain. Bangunan lain berdiri megah, sementara masjid tidak,” kata Bugis.
“Sehingga, kewajiban bagi seorang warga kampus untuk memperhatikan dan memperbaikinya. Membangun masjid baru yang lebih megah dan bernilai estetik untuk masyarakat kampus,” ujar mantan Kakanwil Maluku, yang sukses dalam pembangunan sejumlah rumah ibadah di Maluku.
Ia berharap, media dapat secara berimbang menyampaikan kondisi pembangunan masjid, dengan melihat langsung keadaan di lapangan. Bukan mengambil informasi sesat dari narasumber anonim, yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Bugis yang didampingi Sekretaris Panitia, Hamirudin menyampaikan progres pembangunan masjid dari dana yang sudah terkumpul mencapai 35 – 40 persen. Pembangunannya telah selesai pada tahap penahan kubbah dan atap di Lantai 3.
“Pengecoran berlangsung siang malam selama beberapa hari,” kata Bugis.
Rasa syukur yang kini diterima, ungkap Bugis, atas usaha Rektor, Prof. Dr. Zainal Abidin Rahawarin, M.Si, sehingga panitia telah mendapat sinyal bantuan untuk pembangunan rangka atap, atap dan kubah Masjid dari BPKH Pusat.
Terkait keberadaan anggaran dan pembangunan, Bugis mengakui, mereka setiap saat dikawal dan dievaluasi oleh Rektor. Namun demikian, dia mengakui, pengawalan terbesar adalah dari Allah Swt. Karena, yang dibangun adalah Rumah Ibadah.
“In shaa Allah, kami bekerja secara ikhlas tanpa imbalan. Mudah-mudahan Allah Swt mengampuni dosa-dosa orang yang sudah memfitnah kami. Karena, sumber informasi tersebut dibilang orang kampus. Semoga dia bisa bertobat,” harap Jamaludin.
Untuk para alumni, Jamaludin mengakui ada hikmah dibalik berita ini. Di mana, kalau ada alumni yang ingin menyumbang untuk pembangunan Masjid IAIN Ambon, dapat langsung diberikan kepada pihak panitia, jangan ke pihak ketiga, seperti yang diumbar dalam berita. Tapi, kenyataannya tidak pernah diterima oleh panitia. (TM-01)
Discussion about this post