Ambon, TM – Program Kurikulum Merdeka, Guru dituntut untuk lebih kreatif di kelas. Tak monoton berisi kurikulum baku. Orang tua murid yang punya keahlian, dilibatkan untuk mengajar di kelas.
Salah satu Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Negeri 8 Ambon, Hutumuri, Kecamatan Leitimur Selatan, Tina Sameaputty menuturkan, dengan Kurikulum ini, Guru tidak harus monoton mengajar di kelas.
Para murid, tidak hanya mendapat pembelajaran yang terfokus pada mata pelajaran yang baku, pada mata pelajaran tertentu.
“Namanya Kurikulum Merdeka. Guru dituntut harus kreatif. tidak monoton dalam mengajar. Pembalajaran berpusat pada murid. Tidak harus mengikuti apa maunya guru dalam mengajar, dengan teks book, lalu murid cari dan sebagainya,”jelasnya.
Belajar dari luar, dengan melibatkan orang tua siswa dan siswi dari ragam profesi, bisa dilibatkan. Tina mencontohkan, orang tua siswa atau siswi yang bekerja sebagai seorang jurnalis, bisa mengajarkan tentang jurnalistik.
Bagaimana, menurut Tina, siswa dan siswi bisa membedakan berita hoax dan fakta, tentang bagaimana menjadi seorang Jurnalis pemula, juga bagaimana melakukan wawancara serta menulis berita dengan baik dan benar.
“Semuanya diketahui. Bagaimana membedakan berita hoax, salah satunya sebagai Jurnalis maka harus dikonfirmasi dan sebagainya untuk mendapatkan faktanya. jadi guru harus punya kiat yang menarik untuk menyenangkan murid dalam pembelajaran dikelas,”ujarnya.
Sabtu (11/2/2023) di SMP Negeri 8 Hutumuri digelar kegiatan “orang tua masuk sekolah” atau “orang tua sehari di kelas”. Disini, menurut Tina, sekolah melibatkan orang tua dari siswa siswi itu sendiri yang punya profesi atau basic ilmu yang bisa diimplementasikan.
“Jadi tujuannya bagaimana siswa dan siswi dapat mengenal lebih jauh tentang dunia Jurnalistik. Artinya kalau ini diberikan oleh guru, maka kita tentu hanya bisa memberikan materinya saja. Tetapi dengan melibatkan orang tua yang berprofesi sebagai Jurnalis, dapat langsung melakukan praktek,” ujarnya.
Dia menambahkan, apa yang dilakukan, mendapat respon positif dari Dinas Pendidikan Kota Ambon, Pimpinan Sekolah. Untuk saat ini,khusus untuk kelas 7.
“Sehingga saat ini kita melibatkan dua kelas dari kelas 7-1 dan 7-2. Jadi intinya, bahwa siswa dan siswi itu bisa belajar dari mana saja dan dari siapa saja, bukan hanya dari guru. Jadi ini adalah kegiatan kolaborasi guru drngan orang tua profesi untuk mengajar,” jelasnya. (TM-01)
Discussion about this post