Ambon, TM, – Tidak setuju dengan rekayasa jalur untuk akses masuk-keluar Terminal Mardika, yang diterapkan Dinas Perhubungan Kota Ambon, puluhan Sopir Angkot jalur Karang Panjang, Ahuru dan Kopertis, serbu kantor DPRD Kota Ambon, Jumat (19/8/2022).
Mereka yang datang dengan Angkot masing-masing itu, diterima oleh Anggota Komisi 3 DPRD Kota Ambon, dan juga turut dihadiri Kepala Dinas Perhubungan Kota Ambon, Robby Sapulette.
Pertemuan berlangsung di Ruang Paripurna Utama DPRD Kota Ambon, dan dipimpin Ketua Komisi 3, Margaretha Siahay. Dalam pertemuan itu, para Sopir yang diwakili Eky (sopir) meminta agar kebijakan Pemkot itu, tidak diterapkan bagi mereka. Karena itu akan merugikan mereka.
Menanggapi hal itu, Kadishub menegaskan, bahwa kebijakan itu tetap dilaksanakan, sambil melihat perkembangan selama dua hari, yakni Senin dan Selasa. Mengingat dua hari itu, tingkat aktivitas masyarakat dan kendaraan tinggi. Sehingga akan diambil sebagai sampel untuk bahan evaluasi terhadap kebijakan dimaksud.
“Kita lihat perkembangan Senin- Selasa, karena itu hari ramai. Setelah itu akan dievaluasi apakah berhasil bisa mengurai kemacetan atau tidak. Jika tidak, maka memang tidak ada alternatif lagi, selain buka jalan baru,”jelas Robby dalam pertemuan itu.
Robby mengatakan, pasca penertiban Terminal dari PKL, maka harus diikuti dengan penataan Terminal, termasuk jalurnya. Dan itu juga, berkaitan dengan perampingan trayek nantinya.
“Jadi ada perubahan jalur, untuk akses masuk ke Terminal. Angkot Karpan dan lainnya ini yang tadinya masuk melalui Jembatan samping PU, rubah melalui samping citra jalan mutiara menuju Gereja Bethell,” kata Robby.
“Kenapa begitu, kalau kita izinkan jalur itu dibuka, maka itu akan menjadi crossing. Keluar dari jalan Mutiara-Bethell, crossing ke kanan, masuk ke Telukabessy. Crossing ini yang menyebabkan pada saat jam tertenti, akan menghambat lalu lintas dibagian belakangnya, sehingga kita mau jalur itu hanya diguanakn untuk jalur masuk,” tambah dia.
Sementara untuk jalur keluar, semua dilakukan satu arah, tidak ada crossing. Hal itu, karena kapasitas jalan Telukabeessy, tidak mampu menampung kendaraan.
Dan tidak bisa mengandalkan jalan pantai Mardika, karena kondisi revitalisasi pasar Mardika yang menyebabkan PKL juga menempati jalan Pasar Mardika. Sehingga inilah alternatif yang akan diuji dalam beberapa hari kedepan.
“Selanjutnya akan ada evuluasi. Nanti dilihat efektifnya seperti apa. Karena persoalan yang ada di Telukabessy, pengaruhnya sampai ke jalan Penjahitan, Slamet Riyadi, Telukabessy dan Jenderal Sudirman. Jadi kita ikuti ini dulu. Biasanya satu kebijakan awal itu pasti ada protes. Tapi ketika mereka menjalaninya, dan merasa itu bermanfaat, pasti akan enjoy dengan jalur itu,”katanya.
Dia menambahkan, sepanjang belum ada jalan alternatif, maka rekayasa akan menjadi alternatif.
Disinggung soal penerapan ganjil genap bagi mobil pribadi (plat hitam), Robby mengatakan, itu adalah salah satu yang sudah diwacanakn, tetapi akan dikaji lagi.
“Tetapi jika itu diberlakukan, maka masyarkaat akan dihimbau untuk menggunakan mode alternatif lain, seperti mode penyebarangan laut,”ujarnya. (TM-01)
Discussion about this post