Ambon, TM.- Situasi Wakal dan Hitu, di Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah, Senin (23/1/2023) mulai kondusif. Wakapolda Maluku, Brigjen Stephen M. Napiun, turun langsung ke lokasi kejadian (TKP).
Wakapolda didampingi Kapolresta Pulau Ambon dan Pulau-pulau Lease, Kombes (Pol) Raja Arthur Lomongga Simamora. Mereka langsung bertemu sejumlah tokoh kunci di dua desa tersebut.
Diketahui dua kelompok warga sempat tegang. Terjadi kosentrasi massa. Mediasi di hadiri Camat, Sigit Djuliansah, Kapolsek Leihitu dan Raja kedua negeri.
Situasi kondusif setelah polisi bergerak cepat meredam amarah kedua kelompok ini dengan mengarahkan 1 SST personil Polresta Pulau Ambon dan Pulau-pulau Lease dan 1 SST personil Satuan Brigade Mobile (Brimob) Polda Maluku ke TKP.
“Dan tadi Pak Wakapolda dan Kapolresta sudah turun lakukan mediasi kedua belapihak, dipanggil para upu latu nya (raja) untuk penyelesaian masalah,” jelas Juru Bicara Polresta Pulau Ambon dan Pulau-pulau Lease, Iptu Moyo Utomo, Senin (23/1/2023).
Mantan Wakapolsek Leihitu ini, juga memastikan penegakan hukum terkait kasus Lakalantas, yang diduga ada penganiayaan yang dituduhkan warga Wakal. Insiden ini terjadi Sabtu (21/1/2023) lalu.
“Untuk penegakan hukum sudah dilakukan untuk mengungkap pelaku, dilakukan unit reskrim Polsek Leihitu dibackup Sat Reskrim Polresta menyelidiki terduga pelaku. Itu sementara jalan,” kata Moyo, lagi.
Untuk penegakan hukum sendiri, Moyo kembali memastikan, Polresta Ambon juga menyarankan agar masyarakat dan tokoh masyarakat setempat bisa bekerja sama dengan aparat penegak hukum apabila mengetahui pelaku penganiyaan agar segera di dilaporkan ke pihak kepolisian, disamping polisi juga melakukan penyelidikan.
” Kita harapkan kerja sama juga dalam aspek penegakan hukum menyangkut masalah ini, bila mengetahui pelaku disampaikan ke upu latu (Raja) dan tolong disampaikan ke Polsek. Dukungan masyarakat negeri Wakal, Hitulama dan Hitumesing untuk secara kooperatif serahkan terduga pelaku dan dapat diinfokan penyidik,” kata Moyo.
Raja negeri bertikai ini juga diharapkan dapat mengedukasi masyarakat, sehingga tidak berujung terjadi kosentrasi massa berujung bentrokan dapat merugikan kedua belah pihak.
Mereka juga diharapkan bisa netralisir masyarakat agar tidak memprovokasi ataupun terprovokasi terkait situasi kejadian tersebut. Jangan ada masalah dibawa-bawa ke masalah negeri.
“Ini masalah oknum, kita harapkan masyarakat jangan bertindak yang bisa merugikan kita semua. Kita harapkan peran tokoh masyarakat setempat agar juga bisa nengedukasi masyarakatnya tidak ada aktivitas masyarakat yang membawa sajam karena akan berpotensi timbulkan gangguan kamtibmas,” kata pesan Moyo.(TM-02)
Discussion about this post