Ambon, TM.- Yuliana Lasattira Soriale (39), akhirnya bisa ditangani Bidan Puskesmas, setelah digotong lebih dari 32 kilometer dari tempat huniannya di Huku Kecil, Kecamatan Elpaputih, Kabupaten Seram Bagian Barat.
Warga akhirnya bisa menyelamatkan Yuliana dan calon bayinya dalam perjalanan kurang lebih lima jam. Kondisi Yuliana menjadi potret keterbelakangan yang terjadi di Pulau Seram. Tak hanya Nuku Kecil. Banyak desa di Pulau Seram jauh dari sentuhan infrastruktur fisik, termasuk fasilitas kesehatan.
Perjuangan warga Nuku Kecil untuk menyelamatkan Yuliana yang sedang hamil, viral di facebook. Banyak warganet menyesalkan kondisi ini masih saja terjadi. Bagi mereka, situasi ini bukan baru pertama terjadi. Dan kemudian menjadi viral.
Baca:
Yuliana digotong karena kesulitan saat hendak melahirkan di rumahnya, di Desa Huku Kecil. Untuk menyelamatkan dua nyawa, warga memutuskan ke ke Puskesmas, yang terletak di Kecamatan Elpaputih.
Terlihat puluhan orang menggotong secara bergantian melewati hutan terjal. Jalanan berbecek. Mereka juga harus menaiki rakit, karena sungai yang membentang memotong jalan menuju ibukota kecamatan.
Mereka harus menempuh 5 (lima) jam perjalanan dengan jarah tempuh 32 kilometer. Beruntung, setibahnya Puskesmas tersebut, ibu hamil tertangani dan dibantu oleh Kepala Kecamatan Elpaputih, Julius Nuhuway.
Diketahui, Desa Huku berada diwilayah pegunungan di SBB. Desa ini belum memiliki Faskes. Selain deaa Huku, ada juga Desa Abio di wilayah tersebut. Selain tak ada Faskes, fasilitas jalanpun belum dibangun oleh Pemerintah. Sehingga untuk akses transportasi, masyarakat setempat masih menggunakan rakit.
Menanggapi kondisi ini, Ketua Komisi I DPRD Kabupaten SBB, Jamadi Darman meminta Pemerintah Daerah Kabupaten SBB agar memperhatikan kondisi ini dengan segera menyediakan faililitas yang dibutuhkan masyarakat di wilaya tersebut.
Disadari memang, bahwa kondisi ini bukan yang pertama terjadi di SBB. Tetapi eksekutif, selaku pihak yang mengeksekusi kebijakan, belum memprioritaskan persoalan ini.
“Sudah berulang kali, bahwa ada masyarakat yang sakit dan ibu hamil mau bersalin, harus gotong puluhan kilo menuju Rumah Sakit. Dengan ini kita meminta Pak Bupati agar dapat melihat hal ini,”harapnya.
Baca Juga:
Dia mengaku, bahwa dalam APBD, tidak ada alokasi anggaran untuk pembangunan di wilayah pegunungan, khususnya Desa Huku. Diharapkan alokasi anggaran dapat dimasukan dalam APBD Perubahan.
“Mungkin diperubahan ini bisa diakomodir,”ujarnya. Diketahui, Maret 2021 lalu, kondisi yang sama terjadi di Desa Naniari, Kecamatan Taniwel,
Masyarakat setempat juga menggotong seorang warga bernama Linda latue (22) yang hendak melahirkan.
Kondisi ini sangat memprihatinkan. Tidak adanya Faskes hingga fasilitas jalan dari wilayah pegunungan itu, sedikitnya empat nyawa ihu hamil terengut akibat ulah Pemerintah yang tidak peka terhadap kondisi rakyatnya sendiri. (TM-01)
Discussion about this post