Ambon, TM.- Tidak ada keluarga yang menyangka, Erjonis Tomasoa remaja berusia 17 tahun di Skip RT.003 RW.03 Kelurahan Batu Meja Kecamatan Sirimau Kota Ambon akan mengakhiri hidupnya.
Jasad korban ditemukan dalam kondisi tergantung di tangga rumahnya, Rabu 04 November 2020, Pukul 06.00 WIT. Sebelum mengakhiri hidupnya, remaja yang telah ditinggal meninggal oleh ibunya sejak masih balita, meninggalkan sepucuk surat berisi curahan hatinya.
Kasubbag Humas Polresta Pulau Ambon dan Pp Lease, Ipda Izack Leatemia yang dikonfirmasi menjelaskan, korban mengakhiri hidup menggunakan tali plastik berwarna merah dan biru, yang diikatkan tepat di samping tangga rumah.
“Korban menggunakan baju kaos warna Biru, lengan kanan warna merah, strip lengan kiri warna hijau bermotif, dan menggunakan celana pendek bercorak gambar,”jelas Leatemia.
Juru bicara Polres Ambon ini menyebutkan, dari keterangan tante korban, Leni Tomasoa (34), selesai membersihkan sayur pukul 02.00 Wit, dirinya menyusul korban ke lantai II untuk tidur. Dia sempat memarahi korban yang masih sibuk main handphone.
Beberapa jam kemudian korban tidur di sebelah kamarnya di lantai, dan berpesan “mama nanti kasih bangun beta (saya). Sekitar jam 06.00 WIT.”
Leni terbangun dan turun ke lantai I, dengan tujuan ke kamar mandi. Dia melihat korban sudah dalam keadaan tergantung di samping tangga tangga rumah. “Saksi sempat menggoyangkan tubuh korban, tapi tidak ada reaksi dari korban,”jelasnya.
Sebelum gantung diri, korban meninggalkan sepucuk surat diatas meja, berisi permintaan untuk dimakamkan dekat makam ibunya.
Dalam surat itu, korban yang tinggal dengan tantenya sejak ayahnya menikah lagi, menuliskan curahan hatinya. Karena merasa tidak dibutuhkan. Dan diperlakukan bagaikan anak buangan. Korban juga menyampaikan ucapan terimakasih kepada tantenya yang telah memeliharanya sejak kecil.
“For Mama deng Bapak beta pigi karena beta anggap beta dikeluarga seng ada guna beta pigi karena beta rasa, beta kayak anak buangan, kamong janji parbeta zg pernah ada bukti, barang barang semua kamong sembunyi, percuma kamong bilang beta anak yang urus barang usaha tapi zg beta anggap itu 3 bersudara bukan beta. Makasi supiara beta dari kecil. Zg usah kata pastiu dengan beta. Beta minta kubur beta disamping beta mama. selamat dari ana kejahatan, Pemalas, Harbiru, Beta pigi karena beta bukan darah Tomasoa dan itu jelas bukan beta dengar dari bapa ucu,” tulis korban dengan dialeg Ambon.
Peristiwa gantung diri ini, lanjut Leatemia telah ditangani oleh pihak kepolisian. “Personil Piket Polsek Sirimau serta piket fungsi tiba di TKP dan Langsung mengamankan TKP dipimpin langsung oleh Kapolsek Sirimau serta Ka SPKT Shif B bersama anggota jaga. Pukul 08.00 WIT Tiem Identifikasi Polresta P. Ambon & P.P lease, tiba di TKP langsung olah TKP,”ucapnya.
Dari keterangan paman korban, Jonman Tomasoa, korban juga rupanya juga pernah mencoba untuk bunuh diri, tapi berhasil digagalkan.
Pihak keluarga menurut Leatemia menolak jasad korban diautopsi, sehingga diarahkan untuk membuat Surat Pernyataan tidak memproses lanjut peristiwa gantung diri serta membuat Berita Acara Penolakan Otopsi. (TM-01)
Discussion about this post