Ambon, TM.- Kapolda Maluku, Irjen Pol Drs. Lotharia Latif, SH., M.Hum, menjenguk anak buahnya yang menjadi korban saat melerai bentrok antar kelompok di Maluku Tenggara (Malra). Dua anak buahnya menjadi korban akibat tertumbus anak panah.
Kasat Reskrim Polres Maluku Tenggara, AKP. Wido Dwi Arifiya Zaen, S.IK, M.H yang alami luka panah pada bagian kepala kini dirawat di Rumah Sakit Siloam, Kota Ambon, Kamis (22/2/2024).
Sementara anggota Brimob yang juga terkena anak panah pada bagian lutut kiri, bisa ditangani pada Rumah Sakit Karel Sadsuitubun, Langgur, Malra.
Wido dirujuk ke RS Siloam Ambon setelah sempat mendapatkan penanganan medis di RSUD Karel Sadsuitubun, Malra. Ia terluka terkena panah di kepala, saat mengamankan bentrok antar warga di Malra.
Saat menjenguk Wido, Kapolda didampingi Karo Ops, Karo SDM, Direktur Reskrimum, dan Kabid Propam Polda Maluku. Ia juga didampingi Direktur Rumah Sakit Siloam Ambon beserta dua orang dokter.
Kunjungan yang dilakukan Kapolda bersama sejumlah pejabat utama Polda Maluku ini diharapkan menjadi penyemangat dan motivasi, agar korban bisa berusaha tetap sembuh.
Di ruang perawatan, Kapolda menyapa Korban. Ia juga menyapa istri korban yang setia mendampingi suaminya tersebut.
Kepada pihak keluarga, Kapolda meminta untuk selalu bersabar dan tetap semangat mendampingi AKP Wido. Ia juga meminta pihak keluarga agar selalu berdoa untuk kesembuhannya.
“Kami berharap yang bersangkutan tetap kuat dan berusaha sembuh agar dapat kembali bekerja untuk melayani, melindungi dan mengayomi masyarakat,” pintanya.
Kapolda memberikan apresiasi tinggi kepada Kasat Reskrim dan seorang anggota Brimob di Malra yang terluka karena mencoba menghentikan konflik di tengah masyarakat.
Kapolda menyesalkan terjadinya kembali bentrok antar masyarakat tersebut, padahal sudah beberapa kali terjadi bahkan telah ada yang sampai di proses hukum dan menjalani hukuman karena kejadian seperti itu sebelumnya.
Kapolda berpesan sudahi dan hentikan konflik yang berulang dan membuat citra dan nama baik daerah Malra menjadi tidak baik di mata masyarakat di Maluku dan luar Maluku.
“Saatnya kita terus meningkatkan semangat persaudaraan dan persatuan dalam membangun dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ajaknya.
Bagaimana pemerintah mau membangun dan memajukan daerah tersebut kalau setiap saat pemerintah harus mengeluarkan biaya pemulihan dan rehabilitasi fisik akibat konflik-konflik yang berulang tersebut. Padahal seharusnya anggaran negara tersebut bisa digunakan untuk mengembangkan penbangunan yang lain yang lebih baik.
“Mari kita semua berfikir jernih, menghilangkan ego perorangan atau kelompok, emosi sesaat dan menjaga kerukunan antar sesama terutama untuk generasi muda kita ke depan,” pintanya.(TM-02)
Discussion about this post