Ambon, TM. – Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon menjadi tuan rumah Conference on Malay/Indonesian and Philippine Languages (CMIP), sebuah forum akademik internasional yang mempertemukan puluhan peneliti dan pengajar bahasa dari berbagai negara.
Agenda ini fokus pada pengembangan pengajaran bahasa Indonesia di dunia, dengan perhatian khusus pada peluang penguatan pembelajaran bagi penutur asing di Maluku dan kawasan timur Indonesia.
Pengajar Bahasa Indonesia di Cornell University, Jolanda Mendaun, menuturkan bahwa konferensi ini diharapkan memperluas perspektif dan strategi pengajaran bahasa Indonesia lintas negara.
“Melalui forum ini, kita berharap pengembangan bahasa Indonesia untuk penutur asing, khususnya di Maluku dan Indonesia Timur, dapat semakin berkembang,” ujar Jolanda di Kampus Unpatti, Sabtu (16/8).
Sejumlah pakar linguistik internasional hadir sebagai pembicara undangan maupun pemakalah. Di antaranya Erlin Barnard dan Ellen Rafferty (University of Wisconsin-Madison), George Quinn (Australian National University), Bambang Kaswanti Purwo (Universitas Atma Jaya Jakarta).
David Bourchier (University of Western Australia), Masashi Furihata (Tokyo University for Foreign Studies), Antonia Soriente (Università di Napoli L’Orientale), serta Ben Arps (Universiteit Leiden).
Selain itu, akademisi dari berbagai institusi lain juga terlibat, antara lain Universitas Negeri Malang, University of Galway, Xi’an Jiaotong-Liverpool University, National University of Singapore, Universitas Padjadjaran, Universitas Islam Negeri Malang, Universitas Negeri Surabaya.
Hadir pula dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Dari Maluku, hadir Eka Saimima dari Balai Bahasa Provinsi Maluku serta Falantino Eryk Latupapua dari Universitas Pattimura.
Sebelum konferensi utama, panitia menyelenggarakan Lokakarya Pedagogi di American Corner Unpatti. Kegiatan ini menjadi ruang berbagi pengalaman pengajaran sekaligus pemantik diskusi di antara peserta.
CMIP di Unpatti tidak hanya menjadi forum akademik, melainkan juga momentum penting bagi Maluku untuk menegaskan perannya sebagai bagian dari pusat pengembangan pengajaran bahasa Indonesia bagi penutur asing.