Ambon, TM.– Universitas Pattimura (Unpatti) bekerja sama dengan Yayasan Bahasa Basudara, Inpex, dan Dayalima menggelar Seminar Eksplorasi Minyak dan Gas pada Senin (13/1) di Aula Rektorat Unpatti.
Seminar ini bertujuan untuk mengedukasi peserta tentang potensi sumber daya minyak dan gas bumi (migas) di Maluku, proses eksplorasi, serta strategi pengelolaannya secara berkelanjutan.
Wakil Rektor Bidang Kerja Sama dan Sistem Informasi Unpatti, Dr. Ruslan H. S. Tawari, menekankan bahwa seminar ini sangat penting, terutama bagi mahasiswa dan alumni dari program studi Teknik Geologi, Perminyakan, Kimia, dan Fisika.
“Seminar ini memberikan wawasan kepada mahasiswa tentang pengelolaan dan pemanfaatan migas, serta perkembangan eksplorasi di Maluku. Hal ini juga sejalan dengan arahan Menteri ESDM agar Universitas Pattimura berkolaborasi dengan SKK Migas dalam pengelolaan sumber daya energi,” ujarnya.
Ia berharap hasil seminar ini menjadi langkah awal bagi kolaborasi antara universitas, pemerintah, dan perusahaan energi dalam pemanfaatan sumber daya migas untuk kesejahteraan masyarakat Maluku.
Dihadiri Para Ahli Migas dan Pemimpin Industri
Seminar ini menghadirkan pemateri berpengalaman di industri migas, di antaranya, Hardi Pramono – Presiden Direktur Total Eksplorasi dan Produksi Indonesia, Noor Syarifudin – Direktur Eksplorasi Maurel dan Prom,Yosph Gunawan – Wakil Presiden HSE Total Eksplorasi dan Produksi Indonesia,Berli Mohammad – Board Member IAP2 Indonesia.
Mereka membawakan materi seputar industri migas di Indonesia, eksplorasi dan produksi, aspek kesehatan dan keselamatan kerja (K3), tujuan pembangunan berkelanjutan (TPB), serta peran perguruan tinggi dalam pengembangan sumber daya energi.
Kegiatan ini diikuti oleh dosen dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Geologi dan Teknik Kimia, serta mahasiswa dan alumni Universitas Pattimura.
“Semoga peserta dapat memahami materi yang disampaikan dengan baik, sehingga mereka bisa mengembangkan diri sesuai regulasi pemerintah. Seminar ini juga menjadi langkah awal dalam menciptakan sinergi yang humanis untuk memberdayakan masyarakat melalui pengelolaan sumber daya migas,” tambah Dr. Ruslan.(TM-01)