Ambon, TM.-Mahasiswa Universitas Pattimura (Unpatti) mengingatkan tentang pentingnya peran mahasiswa sebagai agen perdamaian dan penjaga kohesi sosial di tengah masyarakat yang majemuk.
Hal ini disampaikan oleh Wakil Rektor Bidang Akademik Unpatti, Prof. Dominggus Malle saat Kegiatan pembekalan mahasiswa KKN digelar pada Kamis (2/10/2025) di Gedung Laboratorium Terpadu Pendukung Blok Masela.
Universitas Pattimura (Unpatti) menghabiskan sebanyak 2.074 mahasiswa untuk mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) Angkatan ke-52 Tahun Ajaran Ganjil 2025/2026.
Program ini mengusung tema “Peningkatan Kohesi Sosial dan Perjalanan Sportif Berbasis Komunitas di Provinsi Maluku”, yang mencerminkan komitmen Unpatti dalam memperkuat harmoni sosial serta mendorong pembangunan berbasis komunitas di wilayah kepulauan.
“Kalau dulu kita sering bilang mulutmu harimaumu, sekarang justru jarimu harimaumu. Satu ketika di media sosial bisa memicu salah paham yang berakhir pada konflik,” ujarnya.
Ia mengingatkan agar pelajar bijak dalam menggunakan media sosial dan menempatkannya sebagai sarana edukasi dan pemberdayaan masyarakat.
“Mahasiswa harus tampil sebagai kelompok intelektual yang memberikan pencerahan, memperkuat solidaritas, serta menjadi teladan dalam menjaga keharmonisan sosial,” tegasnya.
Prof Malle juga menonjolkan karakter masyarakat Maluku yang dikenal ekspresif dan terbuka, namun perlu diimbangi dengan sikap saling menghormati.
Menurutnya, potensi memunculkan sosial harus dikelola menjadi energi positif bagi pembangunan daerah.
“Mahasiswa Unpatti harus menjadi agen perdamaian sekaligus motor literasi digital, agar dapat membantu masyarakat menghadapi perubahan sosial di era teknologi,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua Tim Mata Kuliah KKN Unpatti, Dr. SP Ritiauw dalam laporannya menyampaikan bahwa pelaksanaan KKN tahun ini mencakup beberapa bentuk kegiatan, yakni KKN Reguler, KKN Tematik, KKN Provinsi, dan KKN Kolaborasi bersama mitra pemerintah daerah, termasuk Pemerintah Kota Ambon.
“Mahasiswa KKN Unpatti diharapkan mampu hadir dengan strategi konkret untuk mewujudkan Maluku yang lebih damai dan harmonis,” kata Dr. Ritiauw.
Ia menjelaskan, program kerja mahasiswa dibagi ke dalam tiga kategori: program prioritas sesuai tema, program berbasis bidang ilmu sesuai kompetensi akademik, serta program pendukung berdasarkan kebutuhan masyarakat di lokasi penempatan.
Dalam kesempatan tersebut, Dr. Ritiauw juga memperkenalkan inovasi baru berupa aplikasi SIB-KKN digital yang digunakan untuk administrasi, komunikasi, dan pelaporan kegiatan mahasiswa secara daring.
“Dengan inovasi aplikasi SIB-KKN, Unpatti kini sejajar dengan universitas-universitas besar di Indonesia yang telah menerapkan digitalisasi KKN. Ini menjadi lompatan penting dalam peningkatan kualitas program pengelolaan,” ujarnya.
Ia menutup laporannya dengan menyampaikan penghargaan kepada pimpinan universitas dan seluruh pihak yang mendukung keberhasilan penyelenggaraan KKN Angkatan ke-52.
Kegiatan pembekalan berlangsung selama dua hari, 2–3 Oktober 2025, dan ditutup dengan penyampaian materi dari para akademisi mengenai strategi penguatan kohesi sosial dan pencegahan konflik berbasis komunitas di Provinsi Maluku. (TM-01)