Ambon, TM. – Puluhan tahun Pemerintah Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) dan Pemerintah Provinsi Maluku mengabaikan keberadaan masyarakat empat desa di Kecamatan Inamosol.
Mereka hidup dalam keterisolasian akibat minimnya infrastruktur jalan dan jembatan. Gerah hidup diabaikan, warga empat desa di kecamatan Inamosol bergotong royong membangun jembatan darurat dari kayu gelondongan.
Empat desa tersebut adalah Kawatu, Rumberu, Rumbatu, dan Manusa. Jembatan yang mereka bangun membentang di atas Sungai Waa, satu-satunya jalur penghubung menuju kota.
Tanpa jembatan, kendaraan roda dua maupun roda empat tak bisa melintas, apalagi ketika hujan deras mengguyur dan arus sungai meluap.
Menurut keterangan warga setempat, Riki Neite, inisiatif pembangunan jembatan muncul dari masyarakat sendiri dengan bantuan sejumlah anggota TNI dan Polri beberapa waktu lalu.
“Kalau banjir, sungai ini tidak bisa dilewati, baik kendaraan maupun jalan kaki, karena arus deras dan dalam. Maka kami bangun jembatan seadanya,” ujarnya, Senin (18/8).
Jembatan yang ada selama ini hanyalah konstruksi darurat dari kayu. Ketika musim hujan, kayu kerap lapuk dan hanyut terbawa banjir. Padahal, jalur itu merupakan akses vital warga untuk mendapatkan kebutuhan sehari-hari hingga layanan kesehatan.
Riki menuturkan, warga sudah lama menanti perhatian serius dari pemerintah, terutama di momentum 80 tahun Kemerdekaan Indonesia.
“Harapan kami, ada jalan dan jembatan permanen yang dibangun pemerintah. Karena semua aktivitas masyarakat di pegunungan sering terkendala oleh cuaca,” ungkapnya.
Kondisi jalan menuju kawasan pegunungan juga jauh dari layak. Saat hujan, kendaraan sulit melintas, bahkan sering terhenti ketika ada warga sakit atau perempuan yang hendak melahirkan.
“Kami menderita di jalan, apalagi kalau darurat. Jalan rusak dan terjal membuat semua serba sulit,” kata Riki.
Diketahui, jalur lintas Inamosol sebenarnya sudah beberapa kali dikerjakan, namun hingga kini belum tuntas. Akibatnya, masyarakat empat desa itu kerap terisolir ketika banjir atau longsor melanda.(TM-02)