Bula, TM – Upaya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Seram Bagian Timur (SBT) menyelesaikan pembangunan jalan lingkar Kesui, di Kecamatan Kesui Watubela hingga saat ini belum bisa dilakukan.
Keterbatasan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) menjadi persoalan yang dialami Pemda sehingga jalan tersebut belum tuntas.

Oleh karena itu, Pemkab SBT lewat bupati Fachri Husni Alkatiri akan mengupayakan alternatif pendanaan lain yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara atau APBN.
Salah satu yang sedang diupayakan yakni usulan jalan lingkar Kesui masuk Inpres Jalan Daerah (IJD).

Program strategis pemerintah pusat, yang diatur dalam Inpres Nomor 11 Tahun 2025, untuk percepatan pembangunan dan peningkatan konektivitas infrastruktur jalan di daerah (provinsi, kabupaten, kota) menggunakan dana APBN melalui Kementerian Pekerjaan Umum (Kementerian PU).
Meski demikian, upaya tersebut memerlukan sejumlah persyaratan yang mesti dipenuhi pemerintah daerah. Dokumen tersebut antara lain, Detail Engineering Design (DED), Feasibility Study (FS) atau studi kelayakan.
“Jalan Lingkar Kesui itu belum ada dokumen DED, dan FS. Nah, itu yang jadi kendala kita,”kata bupati Fachri via seluler, Jumat, (12/12/2025) malam.
Ia memastikan, tahun 2026 seluruh dokumen yang dipersyaratkan akan segera diselesaikan. Agar jalan lingkar Kesui bisa diusulkan mendapat pendanaan lain selain APBD setempat.
“Makanya tahun depan kita anggarkan untuk buat dokumen-dokumen yang masih kurang,”ungkap bupati.
Politisi partai keadilan sejahtera ini mengaku, punya tanggung jawab untuk menyelesaikan seluruh infrastruktur yang menjadi kebutuhan masyarakat termasuk jalan. Berbagai langkah bakal dilakukan untuk menyelesaikan tanggung jawab tersebut.
“Pemerintahan ini punya PR (pekerjaan rumah) besar untuk menyelesaikan semua itu. Kita tidak tinggal diam dengan kondisi yang ada,”ucap dia.
Ia berharap, apa yang dilakukan pemerintahannya terutama mencari sumber pendapatan lain lewat Pemerintah pusat mendapat dukungan semua stakeholder.
Selain itu, program hilirisasi sagu dan upaya mendatangkan investor menjadi bagian dari strategi untuk meningkatkan perekonomian di daerah yang dipimpinnya.
“APBD kita terbatas. Ada langkah-langkah alternatif yang bisa kita lakukan. Hilirisasi sagu tetap jalan, pisang Abaka juga demikian,”katanya. (TM-02)
















