AMBON, TM.– Festival Benteng Victoria 2025 resmi ditutup dengan penuh makna dan semangat kebersamaan di Kota Ambon, Sabtu (18/10/2025) malam.
Acara yang berlangsung meriah di Lapangan Merdeka Ambon itu dihadiri Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Republik Indonesia, Prof. Drs. K.H. Yudian Wahyudi, yang menyampaikan pesan mendalam tentang pentingnya festival sebagai ruang ekspresi kebangsaan dan penguatan ideologi Pancasila.
Dalam sambutannya, Yudian menegaskan bahwa festival ini bukan sekadar perayaan budaya, tetapi juga ruang ingatan kolektif dan afirmasi sejarah keberagaman serta persatuan bangsa Indonesia.
“Festival ini menjadi ruang kolektif dan ruang ekspresi bahwa kita pernah melewati masa-masa kelam, tetapi tetap mampu menjaga semangat Bhinneka Tunggal Ika,” ujarnya.
Menurutnya, Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara bukan hanya pondasi hukum dan politik, tetapi juga roh dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Tugas utama BPIP adalah memastikan nilai-nilai luhur Pancasila terus hidup, dibumikan dalam kebijakan publik, dipraktikkan dalam kehidupan sosial, dan ditanamkan pada generasi muda,” tambahnya.
Yudian juga menilai bahwa Festival Benteng Victoria menjadi sarana implementasi ideologi secara kontekstual, terutama di Ambon yang memiliki tradisi luhur pela gandong—ikatan persaudaraan lintas agama, suku, dan asal-usul untuk menciptakan kebersamaan.
“Dalam musik dan tarian yang menyatukan, jejak sejarah tidak disembunyikan, tetapi dirawat untuk dijadikan pelajaran,” ucapnya.
Ia menegaskan bahwa kehadiran BPIP di daerah merupakan bagian dari komitmen melaksanakan program Presiden dan Wakil Presiden RI sebagaimana tertuang dalam Asta Cita, khususnya pengokohan ideologi Pancasila, demokrasi, dan hak asasi manusia.
“Kami mendukung penuh kegiatan daerah seperti Festival Benteng Victoria sebagai bagian dari strategi besar membangun karakter bangsa. Pembangunan fisik tanpa jati diri akan rapuh, dan jati diri kita adalah Pancasila,” tegasnya.
Yudian berharap semangat kebangsaan, toleransi, dan gotong royong yang ditampilkan selama festival terus diwariskan kepada generasi penerus.
“Penutupan festival bukan akhir, tetapi awal tanggung jawab kita bersama untuk meneruskan nilai-nilai yang telah ditampilkan,” katanya.
Ia pun menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Kota Ambon, Pemerintah Provinsi Maluku, Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XX, seniman, budayawan, dan masyarakat yang mendukung kesuksesan festival.
“Mari kita rawat Indonesia dengan cinta. Mari jaga Ambon sebagai kota perdamaian, kota budaya, dan kota yang terus menyalakan semangat Pancasila dari timur,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala BPK Wilayah XX Dody Wiranto selaku ketua panitia pelaksana menyampaikan rasa syukur atas suksesnya penyelenggaraan festival serta apresiasi kepada masyarakat Maluku yang telah menerima peserta dan pengisi acara dengan hangat.
“Semoga acara ini menjadi berkat bagi masyarakat Maluku, dan semakin menumbuhkan rasa cinta terhadap budaya yang mempersatukan kita,” ujarnya.
Wali Kota Ambon Bodewin M. Wattimena, dalam sambutannya saat menutup acara, menegaskan bahwa Festival Benteng Victoria memiliki makna penting bagi sejarah dan identitas budaya Kota Ambon.
“Festival ini merekam banyak jejak leluhur tentang sejarah perkembangan Kota Ambon, serta menjadi bagian dari pengakuan dunia terhadap Ambon sebagai City of Music,” katanya.
Menurut Wali Kota, perpaduan antara sejarah, seni, budaya, dan musik yang ditampilkan selama festival merupakan cerminan kekayaan identitas Ambon sebagai kota budaya dan musik dunia.
Ia berharap kegiatan ini dapat menjadi agenda tahunan untuk memperkuat rasa kebersamaan masyarakat.
“Mari kita berdoa supaya Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa memberkati kota ini dan seluruh warganya, agar kita tetap hidup dalam semangat kebersamaan antar orang basudara di Kota Ambon Manise,” tutupnya.(TM-02)