Bula,TM – Kepergian mantan bupati Seram Bagian Timur (SBT) periode 2015 -2020, 2020-2025 Abdul Mukti Keliobas meninggalkan duka mendalam bagi seantero masyarakat di kabupaten berjuluk “Ita Wotu Nusa”.
Pria yang akrab disapa MK ini wafat pada 19 Desember 2025 di RS Leimena Kota Ambon. Duka yang sama dirasakan bupati periode 2026-2031 Fachri Husni Alkatiri.
Dalam prosesi penyerahan jenazah secara kedinasan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan pada Sabtu, (20/12/2025) pagi di rumah adat raja Amarsekaru, Fachri terlihat tak mampu menahan tangis dan terbata-bata ketika mengucapkan penghormatan terakhir untuk almarhum.

Tak hanya itu, politisi partai keadilan sejahtera ini juga ikut mengangkat jenazah MK, saat akan dimasukan ke liang lahat komplek pemakaman para raja Amarsekaru. Hal ini menjadi bukti Fachri sangat kehilangan sosok MK yang disebutnya sebagai kakak.
Bukan tanpa alasan kesedihan Fachri ditinggal pergi sosok Almarhum, selain pernah mendampingi MK sebagai wakil bupati periode 2015-2020, Fachri merupakan kerabat dekat Mukti dari sang ibunda yang dikenal masyarakat Seram Bagian Timur sebagai “nyora mas”.

“Beliau tak hanya rekan kerja selama pengabdian kami tahun 2016–2021, melainkan juga sosok abang, guru, dan pemimpin yang tulus dalam membangun Kabupaten Seram Bagian Timur yang kita cintai,”ucap Fachri dalam akun resminya.
Ia menyampaikan ucapan belasungkawa dan berharap keluarga besar MK diberikan ketabahan oleh sang pencipta Allah Subhanahu wa Ta’ala.
“Semoga amal ibadah Abang Mukti diterima di sisi Allah SWT dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan,”doa sang bupati.
Tidak hanya Fachri, kesedihan yang sama juga dirasakan masyarakat di bumi Ita Wotu Nusa. Hal ini terlihat dari banyaknya warga yang mengantar maupun menjemput jenazah MK untuk dibawa dari Bula menuju Desa Amarsekaru di Kecamatan Pulau Gorom.
Pantauan media ini pada Jumat, (19/12/2025) sebelum jenazah almarhum dibawa dari Kota Bula menuju desa Keta, Kecamatan Siritaun Widatimur untuk diberangkatkan ke Gorom, warga sudah menunggu di sepanjang jalan untuk memberikan penghormatan dan doa saat mobil jenazah melewati desa-desa yang dilalui.
Mereka bahkan telah menunggu sejak Jumat pagi saat mendengar kabar jenazah akan diantar ke Gorom untuk dimakamkan.
“Saat dengar kabar jenazah mau diantar lewat sini, sejak pagi kami langsung menunggu,”kata seorang warga Keta.
Gaya kepemimpinan MK yang bersaja saat menjadi ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dan selanjutnya menjadi bupati dua periode, rupanya masih membekas di hati masyarakat.
MK dinilai punya kharismatik dan menjadi tokoh teladan, karena tidak membeda-bedakan dalam melayani masyarakat.
“Kami sangat kehilangan sosok almarhum bapak Jou MK. Pribadi beliau sangat baik yang jarang dimiliki orang lain,”ujar salah satu warga. (TM-02)















