Ambon, TM -Balai Pelaksana Pemilihan Jasa Konstruksi (BP2JK) Provinsi Maluku, beberapa waktu lalu telah selesai menggelar proses lelang tender sejumlah mega proyek di Bumi “Raja-Raja”.
Salah satu yang dilelang dengan anggaran jumbo adalah Proyek Pengganti Jembatan Wai Dawang CS di Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) yang memiliki nilai pagu sebesar Rp116.213.134.00.00.
Proyek multi-years yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2025 ini, berhasil di menangkan oleh PT.Tarawesi Arta Megah dengan penawaran harga Rp. 113.232.210.000.00.
Ditetapkannya PT.Tarawesi Arta Megah sebagai pemenang mega proyek di Kabupaten SBT itu, ternyata menuai kontroversi sebab diduga ada pengaturan lelang untuk memenangkan pihak tertentu atau “By Setting”.
Salah satu sumber media, Kamis (30/10/2025) mengaku, PT.Tarawesi Arta Megah sebagai pemenang Proyek Pengganti Jembatan Wai Dawang CS di SBT dengan nilai Rp. 113.232.210.000.00 perlu di pertanyakan.

Menurut sumber yang enggan namanya di publis ini, pada tender proyek tersebut ada enam peserta yang mengikuti lelang yang diselenggarakan BP2JK Maluku.
Di mana untuk penawaran terendah pertama itu ada PT.Lambok Ulina dengan Harga penawaran : Rp.98.775.835.031.91, PT. Marinda Utamakarya Subur : Rp. 104.591.820.330.00, PT. Daka Megaperkasa : Rp.107.142.351.070.44.
PT. Naviri Multi Konstruksi : Rp. 111.554.481.387.40, PT.Tarawesi Arta Megah : Rp. 113.232.210.000.00 serta PT. Tiga Ikan Jaya Utama : Rp. 114.370.464.215.39.
“Kalau kita lihat dari enam peserta lelang dengan nilai penawaran harga masing-masing, PT.Tarawesi Arta Megah memiliki harga penawaran tertinggi ke dua setelah PT. Tiga Ikan Jaya Utama,”jelasnya.
Anehnya, meski berada di posisi kelima penawaran harga terendah, atau urutan dua penawaran harga tertinggi pada lelang tersebut, PT.Tarawesi Arta Megah berhasil memenangkan tender proyek itu.
“Nilai pagunya sebesar Rp116.213.134.00.00, sementara yang menang ini tawaran harganya mendekati nilai pagu yakni Rp. 113.232.210.000.00, kok bisa menang. Padahal ada beberapa yang punya tawaran terendah,”paparnya.
Dirinya juga menduga, PT. Tiga Ikan Jaya Utama merupakan rekanan PT.Tarawesi Arta Megah untuk mengatur skenario guna memenangkan tender tersebut.
“PT. Tiga Ikan Jaya Utama sengaja di pasang untuk masuk dengan nilai tawar tertinggi supaya PT Tarawesi Arta Megah jangan terlalu nampak sebagai pemenang tender dengan nilai penawaran tertinggi pertama,”ungkapnya.
Olehnya itu, tambahnya, dengan adanya hasil semacam begitu otomatis pihaknya menduga sejak awal proses lelang di BP2JK Maluku hanya formalitas semata.
“Kami duga sudah “By Setting”. Pemenangnya sudah ada sejak awal, masa penawaran tertinggi ke dua yang bisa menang, padahal masih ada empat PT lain yang punya tawaran di bawah itu. Miris,”tandasnya.(TM-04)
















