AMBON, TM.– Tim SAR Ambon melanjutkan operasi pencarian terhadap seorang pendaki yang hilang di Gunung Binaiya, Kabupaten Maluku Tengah, Selasa, 29 April 2025.
Korban bernama Firdaus Ahmad Fauji (27) dilaporkan hilang saat menuruni gunung tersebut setelah sempat berjalan mendahului rombongan pendaki lainnya.
Kepala Kantor Basarnas Ambon, Muhammad Arafah, mengatakan operasi pencarian memasuki hari kedua sejak korban dinyatakan hilang.
“Sebelum memasuki area pencarian, tim terlebih dahulu mengikuti prosesi adat setempat pada pukul 08.30 WIT sebagai bentuk penghormatan kepada kearifan lokal di kawasan Gunung Binaiya,” kata dia.
Usai prosesi adat, kata dia, pada pukul 09.00 WIT, Tim Rescue Kantor SAR Ambon bersama potensi SAR bergerak menuju lokasi kejadian dengan memperluas area pencarian di sekitar Pos 4 Gunung Binaiya.
“Lokasi ini berada pada koordinat 3°12’37.73″LS, 129°30’8.15″BT di ketinggian sekitar 2.800 meter di atas permukaan laut. Jarak dari Kantor SAR Ambon menuju lokasi kejadian mencapai sekitar 332 kilometer dengan waktu tempuh diperkirakan 12 jam,” sebut Arafah.
Kronologi kejadian bermula pada 24 April 2025, saat tim pendaki berjumlah 11 orang berangkat dari Desa Ninivala untuk mendaki Gunung Binaiya.
“Dalam perjalanan turun pada 26 April 2025 sekitar pukul 11.00 WIT, salah seorang peserta mengalami cedera sehingga rombongan berhenti untuk memberikan penanganan. Namun, pada saat itu Firdaus Ahmad Fauji memilih berjalan lebih duluan meninggalkan rombongan,” tandas Arafah.
Setelah peserta cedera berhasil ditangani, tim melanjutkan perjalanan hingga tiba di Pos 4, namun Firdaus tidak ditemukan di lokasi tersebut. Upaya pencarian awal oleh tim dan pemandu lokal belum membuahkan hasil.
“Dalam operasi pencarian ini, Tim SAR Ambon dibantu unsur lain seperti anggota Bhabinkamtibmas Polsek setempat, Balai Taman Nasional Manusela, relawan Wanadri, komunitas Lestari Ambon, serta masyarakat Desa Piliana,” kata Arafah.
Peralatan yang digunakan meliputi satu unit kendaraan rescue, drone untuk pemantauan udara, serta perlengkapan gunung dan komunikasi.
“Kendala yang dihadapi tim SAR di lapangan adalah terbatasnya jaringan komunikasi dan kondisi cuaca yang berawan dengan kecepatan angin berkisar antara 5 hingga 23 knots dari arah utara hingga barat laut,” beber Arafah.
Muhammad Arafah berharap doa dan dukungan masyarakat agar operasi pencarian ini membuahkan hasil dan korban dapat ditemukan dalam keadaan selamat.(TM-02)