Ambon, TM.— Menyikapi dugaan keracunan sejumlah siswa SMP Negeri Pulau-Pulau Babar akibat mengkonsumsi Makanan Bergizi Gratis (MBG), Pemerintah Kabupaten Maluku Barat Daya langsung bertindak melakukan rapat koordinasi lintas Forkopimda.
Rakor itu berlangsung, Jumat (12/9/2025) pekan lalu, dipimpin Wakil Bupati Maluku Barat Daya (MBD), Agustinus L. Kilikily.
Forkopimda yang hadir diantaranya, Dinas Kesehatan; Forkopimcam Babar Barat; Puskesmas Tepa; Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Wilayah Kecamatan Babar Barat; dan Pengelola Dapur Sehat secara virtual.
“Kita ingin menerima laporan data dan informasi terkait kejadian yang terjadi bagi pelajar di Tepa Kecamatan Babar Barat yang menjadi korban baik dari sisi kronologi, jumlah korban hingga kondisi terakhir korban saat ini,”ungkap Kaliliky dalam rakor yang dilangsungkan secara virtual.
Wabup mengatakan, di Maluku belum ada kejadian terkait penyaluran MBG bagi pelajar seperti ini, dan tentunya dengan kejadian ini membuat pemerintah daerah menjadi gelisah dan perlu mengambil langkah startegis penanganannya.
Pada kesempatan tersebut, Pengelola Dapur Sehat Kecamatan Babar Barat, Enggelina Angkie dari Yayasan Berkat Harmoni Babar mengatakan, peristiwa dugaan keracunan pelajar itu terjadi pada Kamis, 11 September 2025 dengan menu yang disajikan yakni nasi, sayur sawi dan ikan jenis tuna serta buah semangka.
“Kami mengakui ada kesalahan yang dilakukan dimana proses pemotongan ikan terlalu dini (tempo), dimana proses pekerjaannya sudah dimulai jam 10.00 WIT malam,” ungkapnya.
Sementara itu, tenaga medis Puskesmas Tepa, dr. Adriana Ruimassa menjelaskan, terdapat pasien dari pelajar SMP Negeri 1 PP. Babar sebanyak 28 orang dan 2 pelajar dari SMA Negeri 5 MBD sehingga totalnya 30 orang yang dirawat di UGD Puskesmas Tepa.
“Berdasarkan anamnesi dan pemeriksaan fisik maka diagnosis sementara terduga pasien mengalami keracunan makanan, dimana pasien mengalami nyeri perut, mual, sakit kepala, pusing dan kram pada tangan dan kaki. Diagnosis ini bersifat sementara karena tidak ada fasilitas pendukung untuk melakukan pemeriksaan lanjutan,” jelasnya.
Ia mengatakan, setelah menjalani perawatan medis maka saat ini semua pasien sudah dinyatakan sembuh dan diperbolehkan untuk pulang.
Sementara itu, Dandim 1511/Pulau Moa, Nuriman Siswandi mengungkapkan, pihaknya tengah mengupayakan identifikasi penyebab pasti keracunan dengan mengirimkan sampel makanan ke laboratorium di Ambon untuk pemeriksaan lebih lanjut.
“Evaluasi menyeluruh akan mencakup perbaikan kualitas bahan baku, sterilisasi dapur secara higienis, hingga pengawasan ketat terhadap tenaga masak,”ungkapnya.
Senada juga disampaikan Ketua DPRD Kabupaten MBD, Petrus A. Tunay yang meminta, sebelum makanannya didistribusi, perlu dilakukan pemeriksaan awal sehingga tidak menimbulkan masalah atau kejadian seperti hari ini dengan melibatkan ahli gizi dan tenaga medis lainnya.(TM-04)